8 July 2009

KDW0104 Seri 04 dari 41 seri/esai

Modul Kuliah : Kuliah Dasar Wisatahati / KDW-01
Materi MOdul : Kuliah Tauhid
Judul Materi : Amal Tabungan
Seri Materi : KDW0104 Seri 04 dari 41 seri/esai


Bagi yang cepat dikabulkannya, barangkali sebab ia sudah punya duluan amal
tabungannya, hingga kemudian Allah menganggapnya cukup amal untuk hajat yang
diinginkannya.
Peserta KuliahOnline yang dirahmati Allah. 3 esai sudah Saudara-saudara semua pelajari.
Ada yang barangkali berkernyit, “Koq belajarnya se-emprit se-emprit, sedikit sedikit?”. Ada
yang merasa sedang diburu waktu, lalu karenanya dia memilih materi Kuliah Terapan
Sedekah. Dan karena pintu materi itu masih ditutup kecuali menyelesaikan Kuliah Tauhid ini
dulu, mereka tidak bisa mengakses dulu Kuliah Terapan tersebut. Ada yang enjoy saja
dengan cara penyajian yang seperti ini. Ga masalah. “Memang belajar itu mesti pelan-pelan”,
begitu kata sebagian yang setuju.
Lepas dari itu semua, saya meyakinkan diri saya, kawan-kawan Pengelola KuliahOnline, dan
peserta semua, bahwasanya sungguh, jika Kuliah Tauhid ini saja diikuti, diresapi, dan
dijalankan pelan-pelan, insya Allah Kuliah Tauhid ini sudah lebih dari cukup.
Insya Allah sedang dalam proses editing audio penyerta yang berjudul: “Kenapa Harus
Khawatir Padahal Ada Allah? Audio tausiyah pencerahan ini merupakan rekaman ketika saya
berceramah di perusahaan Toshiba – Tambun. Saat itu ada satu unitnya yang mau ditutup,
dan adik saya ada di sana. Bahagian dari salah satu karyawan yang menghadapi kemungkinan
PHK.
Karyawan-karyawannya gelisah. Lalu mereka dikumpulkan serikat pekerjanya, dikumpulkan
kawan-kawan Rohis nya, untuk diadakan semacam pencerahan agar tidak gelisah, tidak
khawatir dan tidak takut. Dan sebaliknya, bersemangat untuk berdoa agar Allah memberikan
Petunjuk-Nya dan Pertolongan-Nya.
Alhamdulillah, saat itu saya datang. Saya memberi materi Kuliah Tauhid. kuliah Iman. Saya
yakinkan diri mereka semua, bahwa rizki itu bukan di tangan manusia. Bukan sebab mereka
bekerja. Bukan sebab perusahaan itu beroperasi. Tapi lebih karena Allah mengizinkan semua
itu terjadi. Bagi mereka yang sudah percaya bahwa Allah yang ada di balik semua kejadian,
gampang. Tinggal datang kepada Allah, mengaku salah atas setiap perbuatan yang
mengakibatkan ada nikmat-nikmat-Nya yang ditarik-Nya kembali, dan memohon ampun
seraya berharap ada Keajaiban Allah dalam kehidupannya. File audio tersebut saya sertakan
untuk Saudara-saudara semua. Mudah-mudahan selesai dalam 2-3 hari ke depan.
Dan kali ini, saya minta komentar dari peserta semua tentang 3 esai Kuliah Tauhid
pendahuluan, termasuk esai yang sekarang ini. Silahkan diimel di imel nya Web Admin
KuliahOnline. Atau, dibawa pas ketemuan darat (kopi darat) di Sekolah Daarul Qur’an
Internasional di Kampung Ketapang. Sedianya tanggal 30 besok, sore, jam 16.00
ketemuannya. Bawa dah. Untuk sama-sama menjadi bahan pembelajaran. Komentari, kasih
catatan-catatan, dan kita diskusikan bersama.
Ketika nanti saudara-saudara mendengar audio tausiyah yang berjudul: “Kenapa Harus
Khawatir Padahal Ada Allah?”, Saudara akan mendengar pembahasan Kuliah Tauhid, Kuliah
Iman. Saya berdoa semoga kita semua menjadi yakin bahwa HANYA ALLAH YANG
MENGATUR SEGALA-GALANYA dan DIA BEGITU KUASA UNTUK MENGATUR
YANG TERBAIK UNTUK SEGALA URUSAN KITA.
***
Para Peserta KuliahOnline yang berbahagia. Sesuai dengan janji dari ujung esai yang
sebelumnya, bahwa kita akan membahas sedikit dari lanjutan kisahnya Ibu Yuyun. Yang lupa
bagaimana kisahnya, lihat lagi ya kisah Bu Yuyun tersebut. Bahwa ia dalam satu malam bisa
mendapatkan solusi bagi putranya yang mau masuk ke perguruan tinggi.
Buat saya, menarik sekali membahasa kisah tersebut. Kalau cerita itu saya penggal hanya di
hari itu, maka kesannya memang adalah doanya Bu Yuyun DIKABUL ALLAH DALAM
SEHARI SEMALAM.
Ya, sorenya Bu Yuyun menerima khabar bahwa anaknya lulus. Lalu malamnya bangun
malam bersama anaknya. Kemudian besoknya Allah menurunkan pertolongan lewat seorang
paman yang menanggung biaya anaknya Bu Yuyun yang tidak lain adalah ponakannya.
Terlihat sangat Kun Fayakuun ya? Satu malam jadi. Satu malam selesai.
Jawabannya, bisa ya bisa tidak.
Bisa ya, sebab kita lagi belajar nih bahwa Allah itu Begitu Kuasa. Jangankan hitungan jeda
satu malam. Tanpa ada jeda pun Allah bisa. Namun bukan belajar namanya kalau kita tidak
mengupas lebih jauh lagi.
Coba lihat detail cerita sebelumnya:
Bu Yuyun, sebut saja begitu, punya anak semata wayang yang ia besarkan tanpa
suami. Sejak putranya ini masuk SMA kelas 1, suaminya meninggal. Dari hari ke
hari ia kuatkan batinnya bahwa ia tidak sendirian dalam membesarkan anaknya. Ia
bersama Allah. Allah selalu menemaninya. Ini yang ia yakini. Saban shalat ia
berdoa agar diberi kemampuan membesarkan anaknya dan memiliki rizki yang
cukup.
Lihat, nampak Bu Yuyun datang ke Allah, jauh-jauh hari sebelum anaknya dinyatakan lulus.
Bukan baru malam itu saja ia datang ke Allah. Sekali lagi, dari jauh-jauh hari.
Kita buka lagi lembaran esai kuliah sebelumnya yang belajar dari kisah Bu Yuyun. Saya
kembali menukilkan sedikit:
Bu Yuyun berdebar-debar. Ia tahu, kalau anaknya lulus, ini masalah buat dirinya.
Kalau anaknya tidak lulus, pun masalah buat dirinya juga. Tentu saja ia senang
dapat masalah dalam bentuk anaknya lulus. Masalahnya tentu saja apalagi kalau
bukan uang kuliah anaknya. Tapi segera ia banting sesuai dengan pengalamannya
selama ini. Ada Allah Yang Maha Memberi Rizki. Dan ini yang membuatnya tenang.

Ia tahu bahwa Allah Maha Tahu. Kondisi ini sudah ia sampaikan ke Allah jauh-jauh
hari, bahwa ia butuh biaya buat anaknya lulus. Dia yakin, Allah pasti akan
memenuhi kebutuhan anaknya, dan atau memberikan yang terbaik. Ia malah
bersemangat sekali untuk menambah kedekatan dirinya dengan Allah.
Dan ini yang kita perlu belajar. Bu Yuyun mendatangi Allah sejak pagi-pagi ia mendapatkan
masalah. Bahkan, sebenernya, jauh sebelum ia menghadapi persoalan biaya masuk anaknya
ke perguruan tinggi ini, ia sudah berangkat menuju Allah. Ya, ia berdoa dan menitipkan
kejadian-kejadian rizki di masa yang akan datang, sedari awal.
Bu Yuyun juga punya tabungan yang banyak sekali. Sementara insya Allah kalau melihat
kepribadian dari story singkatnya, ia kelihatannya ibu yang salehah, yang sedikit dosanya.
***
Beda Bu Yuyun, beda pula dengan kita. Kebanyakan kita, mendatangi Allah, setelah kita
mendapatkan masalah. Atau ketika kita ada keperluan. Meskipun mendatangi Allah, atau
mendekatkan diri kepada Allah lewat pintu ini – pintu masalah dan hajat – adalah
diperbolehkan (bahkan dianjurkan), namun sering membuat tauhid orang suka rusak.
Rusak bagaimana? Andai Allah tidak segera mengabulkan, maka ia akan putus asa. Ia
cenderung marah-marah, dan bahkan tidak sedikit menyalahkan orang yang menasihatinya.
Saya sering juga “disesali” orang. Ketika saya suruh seseorang bersedekah, lalu ia bersedekah
di pertemuan pertama, dan ia tidak mendapati pertolongan Allah segera datang kepadanya,
saat itulah tidak sedikit saya kemudian “disesali” oleh orang tersebut. Bahkan tidak jarang
saya “diadili” dan “dipergunjingkan”. Padahal andai ia terusin ngajinya, ia lengkapi lagi
pengetahuannya, dan ia sabarkan dirinya, insya Allah sedekahnya akan bekerja, ibadahnya
akan bekerja.
Dengan belajar esai-esai Kuliah Tauhid, saya kepengen kita semua bergerak menuju Allah.
Tidak ada yang pernah terlambat mendatangi Allah, hingga ia meninggal dunia. Sedang,
meskipun sudah meninggal dunia, Allah masih berbaik-baik sama kita, dengan terus
menyuburkan amal kebaikan kita ketika di dunia hingga saatnya nanti kita dihadapkan
dengan Hari Hisab.
***
Sebagai penyerta KuliahOnline, saya sertakan juga Program Riyadhah 40 Hari. Semacam
pesantren personal bagi setiap individu yang bertujuan menjaga rutinitas/keistiqamahan
ibadah selama 40 hari. Insya Allah akan diberitahu di esai-esai berikutnya. Tunggu saja.
Nah, kelak, bagi yang ikut serta Program Riyadhah 40 Hari, saya betul-betul meminta jamaah
yang ingin ikut, membuka diri akan Kebesaran Allah, dan masuk ke program riyadhah dalam
kepercayaan penuh dan masuknya juga dengan kekuatan penuh. Namun, sebelum itu, saya
meminta kawan-kawan shalat taubat dulu seraya memohon ampun atas segala
kesalahan yang barangkali belum sempat dimintakan ampunannya kepada Allah.
Sungguhpun demikian, tidak sedikit juga yang kemudian tidak menampakkan hasilnya,
walaupun ia sudah menyelesaikan riyadhah di hari ke-40 nya. Dan sebaliknya, banyak juga
yang kemudian mendapatkan berkah padahal ia belum menyelesaikan riyadhahnya.
Mengapa? Banyak jawabannya. Dan insya Allah di lembaran-lembaran setelah lembaran ini,
satu demi satu akan terkuak dengan izin-Nya.
Oh ya, barangkali ada yang ga paham apa itu riyadhah ya? Riyadhah itu exercises. Latihanlatihan.
Latihan apa? Latihan ibadah. Ditulis, dicatet, dan dilihat detail eksekusi ibadahnya
satu demi satu, hari demi hari, sampe hari ke-40. Dimulai dari tahajjudnya jam berapa?
Berapa rakaat? Witirnya ada apa engga? Istighfar di waktu sahurnya? Baca Qur’an di
penghujung malamnya? Shubuhannya di masjid apa engga? Dan amalan-amalan yang
diperlukan cek-lis nya secara jujur. Mirip seperti anak SD yang membawa buku Ramadhan
yang harus ditandatangani oleh ustadz-ustadznya.
Namun satu hal yang saya mau jadikan pembelajaran buat diri saya pribadi. Bahwa ketika
saya pribadi masuk dan mendekatkan diri kepada Allah, saya kudu sadar, saya pun lama
sekali meninggalkan Allah atau lama sekali tidak memperhatikan Allah sepenuh-penuhnya
perhatian. Lalu, masakan ketika baru masuk sudah mau minta diperhatikan dan dijawab?
Riangkan hati, bahwa mendekatkan diri saja kepada Allah, sudah merupakan satu
keberuntungan.
Sampe ketemu di esai berikutnya. Kita berdoa untuk diri kita, keluarga kita, dan bangsa kita,
agar hanya Allah saja yang menjadi Tuhan kita. Jangan ada yang lain. Dan agar kita menjadi
hamba-Nya yang baik, yang ringan mengerjakan amal saleh, berilmu dan bagus keyakinan
dan imannya kepada Allah.


0 komentar:

Post a Comment