tag:blogger.com,1999:blog-38296655564468258182024-03-19T09:44:41.799+07:00NursaniAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.comBlogger93125tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-39722180993044099832014-01-10T00:52:00.000+07:002014-01-10T00:52:05.860+07:00Daurah Ilmiah<div id="page-title">
<h1>
Daurah Ilmiah</h1>
</div>
<img alt="Dr-Ugi" class="alignnone size-full wp-image-974" height="289" src="http://insistnet.com/wp-content/uploads/2014/01/Dr-Ugi.jpg" width="591" /><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dalam Rangka Tasyakuran 11 Tahun Perjalanan Dakwah INSISTS</div>
<div style="text-align: justify;">
Hadith merupakan sumber kedua hukum Islam setelah al-Qur`an. Para
ulama banyak menaruh perhatian terhadap hadith sehingga melahirkan
berbagai disiplin ilmu yang berkait dengannya seperti <i>al-jarh wa at-ta’dil</i>, ilmu hadits <i>riwayah</i>, ilmu hadits <i>dirayah</i>,
dll. Dalam posisinya sebagai sumber kedua bagi hukum Islam pedoman
hidup Muslim, maka hadith memiliki peranan penting dalam membangun
kerangka pemikiran, bahkan peradaban Islam. Dalam rangka mengkaji hadith
lebih mendalam, sekaligus menyambut <b><i>11 Tahun INSISTS</i></b>, kami mengadakan acara <i>Daurah Ilmiah Bersama Dr. Ugi Suharto</i> bertema <b><i>“Peranan Disiplin Hadith dalam Kerangka Pemikiran Islam: Tinjauan Aspek Sejarah dan Isu-isu Kontemporer”</i></b>.</div>
<br />
Hari : Sabtu, 10 Rabi’ul Awwal 1435/11 Januari 2014<br />
Pukul : 09.00 – 17.00 WIB<br />
Tempat : Ruang diskusi INSISTS, Jl. Kalibata Utara II No. 84 Kalibata – Jakarta Selatan<br />
<br />
Investasi peserta:<br />
<br />
pendaftaran periode 01 – 06 Januari 2014 sebesar Rp. 75.000,-<br />
pendaftaran periode 07 – 09 Januari 2014 sebesar Rp. 100.000,-<br />
<br />
fasilitas peserta:<br />
<br />
-makan siang<br />
-coffee break<br />
-sertifikat<br />
<br />
Untuk keterangan dan pendaftaran, hubungi Yusuf Ramdhani (021-7940381, 081380062363), via whatsapp (085649480228).<br />
*Peserta dibatasi 70 orang<br />
<div class="fullpost">
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-7395998761911935672011-01-28T14:21:00.001+07:002011-01-28T14:36:27.915+07:00Undangan Diskusi Sabtuan INSISTSAssalamu'alaikum. wr. wb.<br /><br />Kami undang rekan-rekan sekalian untuk turut hadir dalam acara:<br /><br />Diskusi Sabtuan INSISTS<br /><br />Waktu:<br />Hari Sabtu, 29 Januari 2011.<br />Jam 10.00 sd 12.00 wib<br /><br />Tempat:<br />SEKRETARIAT INSISTS, GEDUNG GIP, JL. KALIBATA UTARA II/84 JAKARTA SELATAN 12740<br /><br />TEMA:<br />Aliran Syiah dalam Konteks Sejarah dan Masa Kini<br /><br />PEMBICARA:<br />Ahmad Rofiqi<br />(Alumnus Kulliyah Dakwah Islamiyah, Tripoli. Libya. Master dalam Pendidikan Islam)<br /><br /><br />KONFIRMASI KEHADIRAN SMS KE: 087878147997<br /><br />Wassalamu'alaikum wr wb.<br /><div class="fullpost"><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-91274486018677002952010-11-28T16:05:00.002+07:002010-11-28T16:09:56.528+07:00Insya Allah Posting Kembali<div class="fullpost"> </div>Doakan ya sobat blogger, semoga bisa kembali posting untuk teman-teman yang ingin tukeran link mohon komennya di TUKERAN LINK Terima kasih buat semuanyaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-71161394870526772922010-03-14T16:40:00.002+07:002010-03-14T16:43:58.873+07:00Relativisme dan Penodaan Agama<span class="small">Penulis: Adian Husaini</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Kasus gugatan atau permohonan judicial review terhadap UU Nomor 1/PNPS/1965 tentang Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama masih terus bergulir. Gugatan diajukan oleh 11 (sebelas Pemohon) yang terdiri dari 7 (tujuh) Pemohon LSM yakni Imparsial, Elsam, PBHI, Demos, Setara, Desantara, YLBHI dan 4 (empat) Pemohon perorangan yakni Abdurahman Wahid, Musdah Mulia, Dawam Rahardjo, dan Maman Imanul Haq. Mereka mewakilkan kepada 56 advokat dan aktifis bantuan hukum yang tergabung dalam Tim Advokasi Kebebasan Beragama.<br /><br />Dalam kasus ini, pemerintah, Ormas-ormas Islam dan sejumlah Majelis Agama bersatu padu menghadapi gugatan tersebut. Disamping pertimbangan juridis formal, salah satu pijakan gugatan adalah paham ”Relativisme Kebenaran”. Menurut para pemohon, apa yang dianggap benar oleh suatu kelompok/aliran belum tentu benar bagi kelompok lain. Karena itu, tidak boleh satu kelompok mengklaim kelompok lain menyimpang; begitu pun sebaliknya. Negara juga tidak boleh membatasi orang untuk melakukan penafsiran dan negara tidak boleh mengambil tafsir satu kelompok sebagai tafsir resmi negara. Juga, menurut argumentasi pemohon, kebenaran di masa lampau, belum tentu akan terus menjadi sebuah kebenaran pada masa kini.<br /></div><div class="fullpost"><div style="text-align: justify;"><br />Karena itulah, para penggugat ini sangat berkeberatan dengan pasal 1 UU No.1/PNPS/1965 yang menyatakan: “Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan, atau mengusahakan dukungan umum untuk melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan agama mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.”<br /><br />Seorang Ahli dari pihak pemohon, pada 17 Februari 2010 menyatakan, bahwa: “Persoalan utama dari Undang-Undang Nomor 1/PNPS/1965 adalah bahwa negara ikut campur terlalu jauh dalam urusan agama. Idealnya negara kita atau negara tidak boleh ikut campur dalam urusan agama.”<br /><br />Pada sidang tanggal 10 Februari 2010, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) juga menyatakan, bahwa: “Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 1/1965 yang mempidanakan setiap orang yang menyarankan keyakinan yang dianggap menyimpang dari ajaran agama yang resmi merupakan kriminalisasi terhadap agama. Dengan demikian merupakan ketentuan yang bersifat represif terhadap kebebasan beragama di setiap orang. Dengan demikian Negara Kesatuan Republik Indonesia atau negara pun tidak dapat melakukan intervensi dalam hal ini termasuk melarang seseorang untuk menyuarakan keyakinan baik dalam bentuk penganut agama maupun tidak menganut agama.” (Teks dikutip dari Risalah Sidang Mahkamah Konstitusi).<br /><br /><br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Praktik Vatikan</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Dalam urusan penjagaan terhadap ajaran-ajaran pokok keagamaan, Vatikan memiliki mekanisme yang ketat. Sejumlah Teolog Katolik telah dipecat oleh Vatikan karena memiliki pandangan yang berbeda dengan pandangan resmi Vatikan. Kasus terkenal, misalnya, menimpa Prof. Jacques Dupuis SJ, seorang sarjana di Gregorian University Roma, yang diberi sanksi menyusul penerbitan bukunya yang berjudul Toward a Christian Theology of Religious Pluralism, (Maryknoll, NY Orbis, 1997).<br /><br />Pada bulan Oktober 1998, Prof. Dupuis mendapatkan notifikasi dari Kongregasi untuk Ajaran Iman, Vatikan, yang menyatakan, bahwa ia “Tidak bisa dipandang sebagai seorang Teolog Katolik”. Surat ini ditandatangani oleh Kardinal Ratzinger yang sekarang menjabat sebagai Paus dengan gelar Benediktus XVI. Sebelum menjabat sebagai Paus, pada tahun 2004, juga masih mengeluarkan sanksi terhadap Roger Haight, seorang Yesuit Amerika, penulis buku Jesus Symbol of God, karena pandangan-pandangannya yang dianggap berbeda dengan ajaran Iman Katolik. (Lihat, Rm. Gregorius Tulus Sudarto Pr, Daftar Hitam Gereja Katolik, (Jakarta: Fidei Press, 2009), hal. 74-75.; juga John Cornwell, The Pope in Winter: The Dark Face of John Paul II’s Papacy, (London: Penguin Books, 2005), 193-194.).<br /><br />Melalui institusi bernama Kongregasi untuk Ajaran Iman (Congregation pro Doctrina Fidei/CDF), Vatikan bertindak sangat aktif dalam memeriksa dan menjatuhkan sanksi kepada sejumlah Teolog Katolik yang dinilai “menyimpang”. John McNeil, seorang Jesuit yang menulis buku The Church and the Homosexual, diselidiki oleh Vatikan, dan akhirnya dikeluarkan dari Serikat Jesus karena mengkritik dokumen Gereja tentang homoseksualitas, tahun 1986. Tindakan disipliner juga diberikan kepada sejumlah Teolog lainnya.<br /><br />Secara aktif, CDF memeriksa karangan-karangan para teolog dan melihat apakah karya-karya mereka sesuai dengan ajaran moral Gereja. Jika tidak sesuai, maka perutusan kanoniknya (missio canonica) ditarik kembali dan dia dinyatakan tidak lagi mempunyai wewenang untuk mengajar atas nama Gereja sebagai seorang Teolog Katolik. (Rm. Gregorius Tulus Sudarto Pr, Daftar Hitam Gereja Katolik, hal. 154).<br /><br />Kasus lain yang menarik perhatian internasional, misalnya, pernah menimpa Prof. Hans Küng, seorang teolog Katolik terkenal dari Jerman. Akibat berbagai sikap kritisnya terhadap Vatikan, maka pada 15 Desember 1979, Vatikan pun mengeluarkan sebuah statemen: “In his writing, Professor Küng deviates from complete truth of the Catholic belief. For this reason he cannot be regarded as a Catholic theologian as such.” (Lihat, Peter Hebblethwaite, The New Inquisition? Schillebeeckx and Küng, (London: Fount Paperbacks, 1980), hal. 158-166). <br /><br />Paham Relativisme kebenaran memang meresahkan banyak pemuka agama. Paham ini telah menjadi virus global yang merusak dasar-dasar keimanan seseorang. Paus Benediktus XVI sendiri mengingatkan, bahwa Eropa saat ini sedang dalam bahaya besar, karena paham relativisme iman yang mendalam. (Lihat, Libertus Jehani, Paus Benediktus XVI, Palang Pintu Iman Katolik, (Jakarta: Sinondang Media, 2005). Bahkan, Paus juga menggelorakan semangat perlawanan terhadap paham ini melalui programnya: battling dictatorship of relativism. (Lihat, David Gibson, The Rule of Benedict. New York: HarperCollins Publisher, 2006).<br /></div><br /> <br /><br /><span style="font-weight: bold;">Netral agama?</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Apa yang dilakukan oleh Vatikan dalam memutuskan mana tafsir yang benar dan mana tafsir yang salah jelas menunjukkan pengakuan adanya satu otoritas keagamaan. Vatikan tidak bersikap netral terhadap paham-paham keagamaan. Umat Islam tidak memiliki lembaga kependetaan dan kenegaraan menjadi satu sebagaimana kaum Katolik. Tapi, umat Islam memiliki konsep Ijma’. Nabi Muhammad saw menjamin bahwa umat Islam tidak akan pernah bersepakat dalam kesesatan. Umat Islam memiliki banyak kesepakatan akan kebenaran yang tidak mampu diubah oleh siapa pun sampai Kiamat. Misal, umat Islam yakin, bahwa Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir; bahwa shalat lima waktu adalah wajib; bahwa zina, babi, dan khamr adalah haram; bahwa haji dilaksanakan di Tanah Suci, bukan di Jawa; bahwa berwudhu harus menggunakan air dan bukan menggunakan oli atau sabun cair; dan sebagainya.<br /><br />Karena itulah, bagi umat Islam memang ada yang disebut ajaran-ajaran pokok dan ada yang cabang (furu’iyyah). Sesuai UUD 1945 pasal 29 (2), negara wajib menjamin warganya untuk melaksanakan agamanya. Maka, negara juga berkewajiban melindungi ajaran-ajaran agama itu dari perusakan, penistaan, atau penodaan. Dan itulah sebenarnya tujuan terpenting dari eksistensi UU No.1/PNPS/1965 yang asalnya justru dikeluarkan oleh Bung Karno tahun 1965 dalam bentuk Penpres. Dengan UU ini pula, berbagai penafsiran subjektif dapat dinilai secara objektif di depan sidang pengadilan. Jika seseorang atau sekelompok orang merasa agamanya dinodai, dia dapat mengajukan gugatannya ke pengadilan. Di situlah hakim akan menilai, apakah pemahaman sebjektif penggugat itu benar atau tidak secara objektif. Maka sangat beralasan, jika UU No. 1/PNPS/1965 ditiadakan, berbagai penafsiran subjektif akan muncul dan berpotensi memicu kerusuhan antar umat beragama.<br /><br />Gagasan negara yang netral agama – dengan berbasis kepada relativisme tafsir dan relativisme kebenaran – pada hakekatnya juga sebuah ide yang sangat naif. Meskipun secara umum mengaku menghormati sejumlah rumusan HAM, tetapi sebenarnya masing-masing negara tetap memiliki kekhasan berdasarkan sejarah dan konstitusinya dalam meletakkan posisi agama dalam negara. Malaysia, misalnya, meskipun jumlah umat Islam hanya sekitar 55 persen, tetapi menegaskan, bahwa Islam adalah “agama Persekutuan” (agama resmi negara). Berbagai negara lain, seperti India, Pakistan, Arab Saudi, Singapura, pun memiliki kekhasan sendiri.<br /><br />Karena itu, Dunia Islam, misalnya, jelas-jelas tidak menjadikan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) sebagai “kitab suci”, dan tidak bersedia begitu saja mengadopsi sepenuhnya pasal-pasal dalam DUHAM. Pada tahun 1981, beberapa pemikir Islam terkemuka dari negara-negara anggota OKI mengeluarkan Universal Islamic Declaration of Human Rights. Dan pada tahun 1990, negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam memunculkan Deklarasi Kairo tahun 1990.<br /><br />Lihatlah Amerika Serikat! Meskipun sering dianggap sebagai negara contoh dalam “Kebebasan Beragama”, jauh-jauh sebelumnya, bangsa AS menegaskan identitasnya sebagai sebuah “bangsa Kristen”. Tahun 1811, Mahkamah Agung AS menegaskan: “We are a Christian people.” Itu ditegaskan lagi oleh Mahkamah Agung AS pada tahun 1892, dengan menyatakan: “This is a Christian Nation.” Theodore Dwight Woolsey, memberikan penjelasan, mengapa AS disebut “a Christian Nation”: “In this sense certainly, that the vast majority of the people believe in Christianity and the Gospel…” . Survei antara tahun 1989-1996 menunjukkan, 84-88 persen penduduk AS mengaku Kristen. Tahun 1997, jumlah Muslim di AS diperkirakan sekitar 3,5 juta jiwa. (Lihat, Samuel P. Huntington, Who Are We? The Challenges to America’s National Identity” (New York: Simon&Schuster, 2004).<br /><br />AS memang menerapkan tembok pemisah yang tingga antara Negara dan Gereja. Seorang penulis AS menggambatkan posisi agama dan negara dalam Amandemen Pertama: “Neither a state nor the federal government can set up a church. Neither can pass laws which aid one religion, aid all religions, or prefer one religion over another… No person can be punished for entertaining or professing religious beliefs or disbelief, for church attendance or non-attendance.” (Lihat, David Limbaugh, Persecution: How Liberals are Waging War Against Christianity, (New York: Perennial, 2004).<br /><br />Posisi “netral agama” AS seperti ini tidak mungkin diterapkan di Indonesia. sebab, kondisi ajaran Islam dan Kristen sangat berbeda dalam urusan publik. Kondisi AS juga dilatarbelakangi oleh sejarah bangsanya sendiri, yang banyak diantara tokoh-tokoh pendiri bangsa itu adalah aktivis Free Mason, yang berprinsip netral agama. Kaum Muslim memiliki berbagai hukum yang harus diterapkan baik dalam ruang privat maupun ruang publik. Kini, dengan Konstitusi UUD 1945, negara masih terlibat aktif dalam campur tangan masalah haji, perkawinan, wakaf, zakat, dan lembaga keuangan syariat.<br /><br />Meskipun menyatakan “netral agama”, apakah AS memperlakukan semua agama dengan sama? Jelas tidak! Melihat perkembangan yang pesat berbagai agama di luar Kristen, sebagian kalangan di AS mulai mengusulkan agar hari libur resmi juga diubah. Hari Raya Kristen diusulkan hanya Natal saja. Sedangkan Paskah dan Thanksgiving diganti dengan libur untuk Hari Raya orang Muslim dan Yahudi. Hingga kini, usulan semacam ini masih sulit diwujudkan. Pengangkatan menteri orang Muslim juga masih belum terwujud. Bahkan, dalam soal Kebebasan Beragama ini, Indonesia jauh “lebih maju” dibandingkan AS. Menurut Prof. Diana L. Eck, baru pada tahun 1996, Gedung Putih, mengadakan Perayaan Idul Fithri. Tahun yang sama, untuk pertama kalinya, Angkatan Laut AS mengangkat seorang Imam, yaitu Letnan M. Malak Abd al-Muta Ali Noel. Dan baru pada tahun 1998, untuk pertama kalinya, dibuka sebuah Masjid di Angkatan Laut AS di Pangkalan AL Norfolk, Virginia. (Lihat, Diana L. Eck, Amerika Baru Yang Religius, (Terj.), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005), hal. 15).<br /><br />Jadi, pada akhirnya, sudah sewajarnya setiap orang berpikir menurut paham dan agamanya masing-masing. Sebagai orang liberal, sudah sewajarnya berpikir sebagai liberal. Sebagai orang ateis, wajar berpikir ateis. Sebagai Kristen, wajar berpikir sebagai Kristen. Dan sebagai Muslim, sudah sewajarnya ia berpikir sebagai Muslim; bukan berpikir sebagai orang liberal, ateis, Yahudi, atau ”sok tidak Muslim”.<br /><br />Apalah artinya berbagai gelar dan sebutan indah di dunia, jika di akhirat nanti seorang tidak akan ditanya oleh Allah, apakah Anda seorang Pluralis atau bukan? Apakah Anda demokrat atau tidak? Apakah Anda moderat atau tidak? Kaum Muslim yakin, yang ditanya di akhirat nanti adalah: apakah Anda Muslim atau tidak? Apakah Anda mukmin atau tidak? Mengapa kamu kafir? Ini keyakinan umat Islam, yang dilindungi oleh UUD 1945. (***)<br /></div><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-17551995898961580822010-01-22T17:34:00.002+07:002010-01-22T17:43:13.238+07:00E-book tentang pluralisme agama<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Dr. Adian Husaini berkenan untuk menerbitkan E-book tentang pluralisme agama.</span><br /></span></div><br /><div style="text-align: justify;">Pluralisme Agama yang dibahas dalam buku ini didasarkan pada satu asumsi bahwa semua agama adalah jalan yang sama-sama sah menuju Tuhan yang sama. Jadi, menurut penganut paham ini, semua agama adalah jalan yang berbeda-beda menuju Tuhan yang sama. Atau, mereka menyatakan, bahwa agama adalah persepsi manusia yang relatif terhadap Tuhan yang mutlak, sehingga – karena kerelativannya – maka setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim atau meyakini, bahwa agamanya lebih benar atau lebih baik dari agama lain; atau mengklaim bahwa hanya agamanya sendiri yang benar. Bahkan, menurut Charles Kimball, salah satu ciri agama jahat (evil) adalah agama yang memiliki klaim kebenaran mutlak (absolute truth claim) atas agamanya sendiri.<br /></div><br /><br />Download di sini: <a href="http://insistnet.com/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=18&Itemid=45">Download E-book tentang pluralisme agama</a><br /><br />Semoga bermanfaat dan mohon turut menyebarkan info ini. Syukran.<br /><br /><div class="fullpost"><br /><br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-74579591274125105832010-01-20T13:44:00.000+07:002010-01-20T13:46:51.862+07:00Diskusi sabtuan INSISTSAssalamu'alaikum wr wb.<br /><br />Dengan ini kami mengundang rekan-rekan sekalian untuk hadir dalam Diskusi sabtuan INSISTS, selengkapnya sebagai berikut:<br /><br />Acara: Diskusi Sabtuan INSISTS<br /><br />Materi Diskusi: Mengkaji Metodologi Orientalis Dalam Studi Islam<br /><br />Pembicara: Adnin Armas MA (Peneliti INSISTS. Kandidat Doktor di ISTAC-IIUM Malaysia)<br /><br />Waktu: Sabtu, 23 Januari 2010. Jam: 10.00 s/d 12:00 WIB (on time)<br /><br />Tempat: Gedung Gema INSANI (GIP). Lt 2. Jl. Kalibata Utara II No. 84 – Jaksel<br /><br />Biaya: Free<br /><br />Konfirmasi: SMS 08111102549 Phone: 0217940381<br /><br />Terbatas maksimal untuk 40 peserta.<br /><br />Wassalamu'alaikum wr wb<br /><div class="fullpost"><br /><br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-37319551247685197232010-01-15T16:24:00.002+07:002010-01-15T17:48:11.859+07:00Games Transformers2 for Nokia 5800<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEv4QNYe2mexB5E88yiESuPCyxBd80VbXoE1U6xnWwjpZZGzjRwpBrv_bFm1VrtTZtw7nMGf2KhnL-GZELuz5b3JmPRTgKMaUPbOTchauRCqStG17egpQhq0TaVFiIw7dlvqRlbxA_pkc/s1600-h/transformers-2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 254px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEv4QNYe2mexB5E88yiESuPCyxBd80VbXoE1U6xnWwjpZZGzjRwpBrv_bFm1VrtTZtw7nMGf2KhnL-GZELuz5b3JmPRTgKMaUPbOTchauRCqStG17egpQhq0TaVFiIw7dlvqRlbxA_pkc/s320/transformers-2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5426916061944701266" border="0" /></a><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Compatible with Nokia 5800/N97</span><br />Link Download : <a href="http://www.box.net/shared/blsah7rad4" target="_blank">Transformers2</a><br /><div class="fullpost"><br /><br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com43tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-88526431129987282572010-01-12T13:19:00.001+07:002010-01-12T15:59:21.923+07:00Wimbledon 2009 for Nokia 5800<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9hATl8H3biS4gRaKBbR78096SbbQ06Nz0kGdvBXYS4_UDBU-QVPSX5aMVgBIUFs3KeFtma28P-hcVg7qTe_Z9xsLUU_E6z0PnkxxnkKGslO3GjYhIbmoOGLvXBHUS714nr_C7kGkSUvg/s1600-h/Wimbledon-2009-final-pack.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 224px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9hATl8H3biS4gRaKBbR78096SbbQ06Nz0kGdvBXYS4_UDBU-QVPSX5aMVgBIUFs3KeFtma28P-hcVg7qTe_Z9xsLUU_E6z0PnkxxnkKGslO3GjYhIbmoOGLvXBHUS714nr_C7kGkSUvg/s320/Wimbledon-2009-final-pack.jpg" alt="Wimbledon 2009 for Nokia 5800" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5425774778225756850" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Compatible with Nokia 5800/N97</span><br />Link Download :<br /><a href="http://www.box.net/shared/hqikj8yd5v" target="_blank">Wimbledon 2009 for Nokia 5800</a><br /><div class="fullpost"><br /><br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-2422386819197405062010-01-09T13:32:00.002+07:002010-01-09T14:42:07.549+07:00Di Balik Politik Kesetaraan? (Catatan Awal Tahun)<div style="text-align: justify;">Sejak perempuan melakukan tugas naturalnya yang harus hamil, melahirkan dan menyusui, pola hidup mengembara akhirnya harus terhenti. Lalu memaksa manusia belajar menetap dan "menguasai" alam sebagai tempat tinggalnya. Peradaban atau hadharah berakar kata dari hadhara yang berarti hadir, tidak ghaib, menetap, eksis dan tidak menghilang.<br /><br />Islam datang untuk membebaskan perempuan dari belenggu ketidakadilan, eksploitasi, marjinalisasi dan diskriminasi. "Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya sedikitpun" (QS. 4:124). Maka tingkat keberimanan seorang hamba tidak diukur dari kelelakiannya maupun kewanitaannya. Sebaliknya, mereka harus akur dan saling tolong menolong menegakkan yang ma'ruf dan mencegah yang munkar. Kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan ilmu dan adab, serta segala bentuk kemungkaran sosial lainnya menjadi tanggung jawab bersama, laki-laki dan perempuan. Kewajiban memerangi ketimpangan sosial dan meningkatkan SDM dalam Islam tidak difokuskan pada jenis kelamin tertentu. "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya" (QS. 9:71).<br /> </div><div class="fullpost"><div style="text-align: justify;"><br />Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan merupakan dasar ajaran Islam. Sebab pada prinsipnya, segala perintah dan larangan Allah (taklif) ditujukan kepada laki-laki dan perempuan. Taklif ini bersifat umum dan mutlak, sampai ada nash khusus lainnya yang mengecualikannya secara jelas. Imam Ibn Rusyd yang hidup di Cordova (595H/1198M) pun dalam kitabnya Bidayatul Mujtahid menjelaskan: "Laki-laki dan perempuan itu setara, karena pada awalnya hukum keduanya adalah satu, sampai ditetapkannya pengecualian syar'i yang menjelaskan hal itu". Ibn Hajr al-'Asqalani (852H) juga menjelaskan dalam kitab Fathul Bari bahwa wanita itu adalah saudara kandung (setara) laki-laki dalam hukum, kecuali jika ada pengkhususan. Maka tidak ada satu pun ulama di sepanjang zaman yang mengatakan bahwa perintah melaksanakan shalat, puasa, zakat, haji, sedekah, menuntut ilmu dan mencegah kemungkaran hanya ditujukan untuk laki-laki. Namun, hal ini tidak berarti bahwa dalam Islam itu tidak ada perintah, larangan, hak dan kewajiban yang dikhususkan bagi laki-laki atau perempuan saja. Sebab, seperti yang sudah jamak diketahui bahwa dalam syariah terdapat beberapa pengecualian, misalnya dalam masalah persaksian (syahadah), batasan aurat, bagian waris, dst.<br /> <br />Adanya pengecualian tersebut tidak berarti Islam merendahkan martabat perempuan atau memarjinalkannya. Sebab kedudukan jenis kelamin (karakter biologis) dan gender (sifat, peran, posisi dan tanggung jawab) antara laki-laki dan perempuan tidak dipandang secara dikhotomis (terpisah dan dipertentangkan antara satu dan lainnya). Sebaliknya, Islam memandangnya secara integral dan komprehensif. Hal ini dibuktikan dengan adanya konsep keluarga, takaful (saling menopang) dan ta'awun (cooperation). Konsep-konsep dalam Islam ini berbeda dari cara pandang individualistik-emosional yang menuntut kesetaraan secara empirik dan kwantitatif.<br /> <br />Maka terkait dengan masalah pengecualian hukum, hak dan kewajiban, seorang Muslim tidak diperkenankan "berijtihad" untuk merombaknya dengan dalih doktrin feminisme maupun kesetaraan gender. Atau mengakali hukum Tuhan melalui metode kritik sejarah, manhaj tadriji (metode tahapan), teori al-maskut 'anhu (yang tak terkatakan), dst. Metode-metode tersebut mengandaikan bahwa adanya pengecualian hukum, hak dan kewajiban dalam Islam (seperti masalah persaksian, waris, batasan aurat, dst), lebih disebabkan faktor sejarah dan kondisi sosial masyarakat Arab yang patriarkal saat turunnya wahyu. Sehingga –dalam dugaannya-, turunnya<br /> QS. 4:11 yang mengesankan adanya perbedaan waris, lebih disebabkan ketidaksiapan masyarakat Arab yang patriarkal kala itu untuk menerima "kesetaraan gender". Maka di kalangan feminis, QS. 4:11 ditafsirkan sebagai tahapan awal untuk menuju kesetaraan mutlak, dimana bagian waris laki-laki dibatasi dan perempuan mendapatkan hak warisnya. Karena tidak ada lagi ayat maupun hadits yang menjelaskan kesamaan kwantitas hak waris ini, maka dimunculkanlah teori al-maskut 'anhu. Dengan teori ini, mereka menduga bahwa nantinya, Tuhan sebenarnya ingin menyamakan bagian waris. Namun karena kondisi sosial masyakat Arab saat itu yang didominasi laki-laki, maka "ayat" waris berbasis gender, akhirnya belum terwahyukan hingga Nabi Muhammad wafat.<br /><br /> Trik mengakali ayat-ayat al-Qur'an yang qath'i (final) dan sharih (explicit) seperti ini hanya dikembangkan oleh mereka yang terpengaruh akal-akal ateistik Posmodernis Barat dan berdampak serius terhadap konsep wahyu dalam Islam. Pertama, Kehendak Tuhan ditundukkan pada realitas sejarah dan konsensus publik. Dimana Tuhan seolah-olah dianggap "tidak sempat" memfirmankan keinginan-Nya untuk menyamakan bagian waris anak laki-laki dan perempuan, karena realitas sosial yang patriarkal saat itu belum mengizinkan turunnya wahyu berbasis gender. Kedua, memisahkan wahyu dari asal-usul ketuhanan. Sehingga al-Qur'an dipandang sebatas pengalaman lokal dan temporal yang dihasilkan Nabi beserta sahabatnya dalam merespon problem bangsa Arab kala itu. Maka metode memahami al-Qur'an pun harus mengikut realitas sosial yang berkembang. Ketiga, kontekstualisasi ayat-ayat qath'i yang bersandar pada sejarah akan berdampak hilangnya sisi mu'jizat kebahasaan (i'jaz lughawi) al-Qur'an. Akhirnya, setiap pemaknaan terhadap lafaz al-Qur'an dijauhkan dari makna kebahasaannya, bahkan selalu permisif untuk disusupi berbagai makna praduga dan aneka purba sangka.<br /> <br />Di beberapa perguruan tinggi Islam, ternyata tafsir feminis dan pendekatan kritik sejarah seperti ini sudah di-nash-kan dalam kurikulum untuk memahami al-Qur'an. Tujuannya untuk memastikan adanya evolusi syariah melalui metode-metode di atas. Sebenarnya kebijakan seperti ini merupakan aplikasi kejahilan dalam memandang kultur Barat dan Islam. Seolah-olah umat Islam memiliki problem yang sama dengan apa yang dialami Barat, sehingga solusinya pun harus mengadopsi dari pengalaman Barat.<br /> <br />Dalam skala nasional, konsep kesetaraan gender secara empirik-kwantitatif dijadikan sebagai indikator pembangunan manusia (Human Development Index, HDI). Perkembangan selanjutnya, konsep kesetaraan gender harus diikutsertakan dalam mengevaluasi keberhasilan pembangunan nasional. Sejurus kemudian bermunculan berbagai tuntutan porsi perempuan di bidang politik, ekonomi, tenaga kerja, struktur pemerintahan, dsb.<br /><br />Pola pikir feminis seringkali hanya mempertimbangkan kepentingan kalangan elitis perempuan. Kerja mereka Cuma mengompori kaum wanita untuk dijadikan batu pijakan dalam memenuhi ambisinya. Dalam mengevaluasi keberhasilan dunia politik misalnya, akal feminis biasanya akan memfokuskan kwantitas keterwakilan perempuan di kursi DPR minimal 30%. Lagi-lagi jenis kelamin dulu yang dilihat, bukan kapasitas dan kapabilitasnya.<br /> <br />Ketika menyikapi carut marutnya penanganan bencana alam, seperti kurang sigapnya pemenuhan kebutuhan anak dan perempuan, lagi-lagi akal feminis akan menuduh bahwa ini semua gara-gara pemerintah tidak mengakui perempuan sebagai kepala rumah tangga. Demikian halnya saat menyikapi tingginya angka kemiskinan dan buta huruf, akal feminis pun hanya melongok prosentase perempuan yang miskin buta huruf. Bangsa ini lalu diprovokasi seolah-olah telah terjadi pemiskinan dan pembodohan terhadap kaum perempuan. Seperti sebuah slogan yang diusung dalam sebuah acara perkumpulan perempuan pada 14-18 Desember 2009 lalu, "Perempuan Indonesia: Menghapus Pemiskinan dan Kekerasan". Selanjutnya, giliran agama dan "fundamentalisme" yang dituding sebagai biang diskriminasi, eksploitasi dan kekerasan terhadap wanita. Bahkan dalam rangka memperjuangkan HAM kaum waria dan lesbian, mereka tidak segan-segan menuding siapa saja yang tidak setuju dengan perilaku homoseksual dikategorikan sebagai kelompok fundamentalis yang homophobia. Pemerintah juga dinilai tidak bijak, bahkan sangat diskriminatif, karena tidak menjamin keamanan, kesehatan dan peningkatan SDM para pelaku homoseksual.<br /> <br />Fenomena kekerasan dan ketidakadilan terhadap perempuan diakui memang terjadi di sebagian oknum umat beragama. Tentunya, ini lebih dipicu oleh rendahnya taraf kesejahteraan hidup dan pendidikan dan berdampak luas ke semua sektor kehidupan. Pelaku ketidakadilan tidak saja laki-laki, tapi juga perempuan. Anehnya, feminisme hanya memerangi ketidakadilan yang dialami perempuan, tapi mengabaikannya jika korbannya adalah laki-laki. Sebab pada dasarnya, feminisme bukanlah ideologi yang memperjuangkan kesetaraan laki-laki dan perempuan. Karena di era masyarakat yang modern ini, laki-laki dan perempuan sudah mendapatkan hak dan peluang yang setara. Maka perjuangan wanita untuk berkarier misalnya, hendaknya tidak terkesan jahil aplikatif yang terfokus pada tuntutan porsi kwantitas. Tapi harus mengarah pada hal-hal yang lebih substantif, seperti jaminan keselamatan, cuti haid, penambahan masa cuti melahirkan, penyediaan ruang khusus bagi wanita yang menyusui, tidak membebani dengan jam kerja yang ketat dan lain-lain yang menjamin terbinanya rumah tangga dan tumbuhnya generasi yang sehat. Wallahu a'lam wa ahkam.<br /> <br /> <br /><br /> </div>Penulis: Henri Shalahuddin<br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-52734082008660919362010-01-08T13:24:00.006+07:002010-01-08T14:44:07.154+07:00Award di awal Tahun 2010<div style="text-align: justify;">Sahabat blogger <a href="http://www.sectoredwin.net/" target="_blank">mas edwin</a> memberikan saya award diawal tahun baru dan tentunya insya Allah juga disertai dengan semangat baru, ini dia awardnya dan saya ucapkan makasih ya mas awardnya<br /></div><div class="fullpost"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_-5oij5DAFG-X51qkaP9FceUMGmTEcEVqQXJ_nCDohPiEqgYahhaUpjjFPJ_MnFm8WAbG2wCBIX0DKgZPHcO7uazhDtbQgKXkkJz1Sl8X6KDXg3JEOcAz3qo2lSWMstVaOdSQWPJwO1c/s1600-h/inmyheart.png"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_-5oij5DAFG-X51qkaP9FceUMGmTEcEVqQXJ_nCDohPiEqgYahhaUpjjFPJ_MnFm8WAbG2wCBIX0DKgZPHcO7uazhDtbQgKXkkJz1Sl8X6KDXg3JEOcAz3qo2lSWMstVaOdSQWPJwO1c/s320/inmyheart.png" alt="Nursani Ringtones" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5424266632128236386" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzej2NhjO_tBF7mBuYd_mCw2s163pLkdCE1YGsCkOdA91BQhRZYmt-FgN3YggLzu-MZ1Jd6MKv3lQCOi3DugrV5J4BntCPXWJ0hz_4zu-2NhRY9FGSSda3LrVWdeTtIKQ6Ojj_Rlh6cuM/s1600-h/cat-1-1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 290px; height: 230px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzej2NhjO_tBF7mBuYd_mCw2s163pLkdCE1YGsCkOdA91BQhRZYmt-FgN3YggLzu-MZ1Jd6MKv3lQCOi3DugrV5J4BntCPXWJ0hz_4zu-2NhRY9FGSSda3LrVWdeTtIKQ6Ojj_Rlh6cuM/s320/cat-1-1.jpg" alt="Nursani Ringtones" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5424266629338873010" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8v8ap6ceyiuMUY157GC-lGYp7NLNC0hlj0qDBI9WVsV7CFvZqmyV01eIEZnNSJGijgC3YFs3nVkU-EoDFP1QLlubO5lMLZMkHs1NgycSISLGDOCPpFcJV9vdp-8MqXhlx4kKkTHWtX3Y/s1600-h/be+a+great+person+friendship+award-769147.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 184px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8v8ap6ceyiuMUY157GC-lGYp7NLNC0hlj0qDBI9WVsV7CFvZqmyV01eIEZnNSJGijgC3YFs3nVkU-EoDFP1QLlubO5lMLZMkHs1NgycSISLGDOCPpFcJV9vdp-8MqXhlx4kKkTHWtX3Y/s320/be+a+great+person+friendship+award-769147.jpg" alt="Nursani Ringtones" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5424266623756020962" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixTtHtuneSFTRoAyMbDZlgyUIsydjdVgf795KCvy42x87VB6-ks-JMRopNzMIRvz_i_Wh0D0GmIcGwUsys_dNbd1sSdsp-aTbGNNtBgNDrkirrFIvglIOGtb44Roy_1q6a0dP_LVtEx0w/s1600-h/award-FAIS.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 240px; height: 178px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixTtHtuneSFTRoAyMbDZlgyUIsydjdVgf795KCvy42x87VB6-ks-JMRopNzMIRvz_i_Wh0D0GmIcGwUsys_dNbd1sSdsp-aTbGNNtBgNDrkirrFIvglIOGtb44Roy_1q6a0dP_LVtEx0w/s320/award-FAIS.jpg" alt="Nursani Ringtones" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5424266616735170370" border="0" /></a><br /><div style="text-align: left;">Dan saya pun siap meneruskan tongkat estafet kepada sahabat-sahabat berikut:<br /></div><br /><a href="http://chriscoupland.com/" target="_blank">chriscoupland</a><br /><br /><a href="http://www.ihackwindows.com/" target="_blank">ihackwindows</a><br /><br /><a href="http://brijakartaveteran.blogspot.com/" target=" _blank">Bang Johnson</a><br /><br /><a href="http://arcava.blogspot.com/" target="_blank">Arcava</a><br /><br /><br /><div style="text-align: justify;">Saya sangat berharap teman-teman berkenan menerima award saya dan terus menjaga persahabatan kita. Terima kasih.<br /></div><br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-88231682908958311142010-01-01T16:55:00.002+07:002010-01-01T17:07:11.432+07:00K.O. Fighters Games<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0EAPXkN0xqp5Qloxq1cSovYDXqX0HtPeBhyBGSucJ_2IoOfbnrC3Yb5bhLu6D8UidftWQ0Q1tV3_v88PWQKUWuI5XLb2ThQNUmXtZK-i9FVK_h7Nw-m-ziDYL3navrKXWtxqPzu89Kfw/s1600-h/ko-fighter.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 102px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0EAPXkN0xqp5Qloxq1cSovYDXqX0HtPeBhyBGSucJ_2IoOfbnrC3Yb5bhLu6D8UidftWQ0Q1tV3_v88PWQKUWuI5XLb2ThQNUmXtZK-i9FVK_h7Nw-m-ziDYL3navrKXWtxqPzu89Kfw/s320/ko-fighter.jpg" alt="Nursani Ringtones" title="K.O. Fighters Games" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Compatible with Nokia E71/i, E61, ESeries</span><br /><div class="fullpost"><br /><br />Link Download : <a href="http://www.box.net/shared/t63spx26ub" target="_blank">K.O. Fighters</a><br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-72011499034033224042009-12-09T11:38:00.002+07:002009-12-09T11:43:56.291+07:00Menghemat Battere BlackberryBerikut beberapa settingan Balckberry biar batere lebih hemat :<br /><br />1. Tampilan layar<br /><br />- Go to: OPTIONS >> SCREEN/KEYBOARD..<br />- Setting seperti ini:<br /><br />1.Font Family : BBCasual (lebih enak di lihat dari pada yang kotak2)<br /><br />2.Backlight Brightness: 10 (batre pasti lebih hemat, ga guna di pasang tinggi2)<br /><br /><div style="text-align: justify;">3.Backlight Timeout: 30' (medium nih, kalau mau lebih hemat batre, pasang 10')<br />Automatic Dim Backlight: ON (supaya kalao cahaya lagi banyak, BB akan menyesuaikan backlight, so masih bisa kebaca layar BB nya)<br /></div><br />4.LED Coverage indicator: OFF (ga gunaaaaa )<br /><div class="fullpost"><br />5.Keytone OFF (ngabisin batre aja, lagian berisiiik )<br /><br />6.Key rate: FAST (supaya ngetik bisa lebih cepet doong)<br /><br /><div style="text-align: justify;">7.Convenience key: Application Switcher (jadi kalo mau pindah2 aplikasi yang lagi jalan, tinggal pencet tombol samping.. asiiik deeeh)<br /></div><br />8.Audible Roll : OFF (ga guna laaaah)<br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-51439018765517104042009-11-19T14:16:00.001+07:002009-11-19T14:22:07.211+07:00Amalan di Awal Dzulhijah dan Puasa Arofah<div style="text-align: justify;">Alhamdulillah, Allah subhanahu wa ta’ala masih memberikan kita berbagai macam nikmat, kita pun diberi anugerah akan berjumpa dengan bulan Dzulhijah. Berikut kami akan menjelasakan keutamaan beramal di awal bulan Dzulhijah dan apa saja amalan yang dianjurkan ketika itu. Semoga bermanfaat.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijah</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Di antara yang menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah adalah hadits Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun."[1]<br /></div><div class="fullpost"><br /><div style="text-align: justify;">Di dalam sepuluh hari bulan Dzulhijah terdapat hari Arofah dan hari an nahr (Idul Adha). Kedua hari tersebut adalah hari yang mulia sebagaimana terdapat dalam hadits ‘Abdullah bin Qurth, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala adalah hari an nahr (Idul Adha) kemudian yaumul qorr (hari setelah hari an nahr).”[2]<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Keutamaan Beramal di Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijah</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hadits Ibnu ‘Abbas di atas menunjukkan bahwa amalan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari lainnya dan di sini tidak ada pengecualian. Jika dikatakan bahwa amalan di hari-hari tersebut lebih dicintai oleh Allah, itu menunjukkan bahwa beramal di waktu itu adalah sangat utama di sisi-Nya.”[3]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Bahkan jika seseorang melakukan amalan yang mafdhul (kurang utama) di hari-hari tersebut, maka bisa jadi lebih utama daripada seseorang melakukan amalan yang utama di selain sepuluh hari awal bulan Dzulhijah. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau pun menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah.” Lalu beliau memberi pengecualian yaitu jihad dengan mengorbankan jiwa raga. Padahal jihad sudah kita ketahui bahwa ia adalah amalan yang mulia dan utama. Namun amalan yang dilakukan di awal bulan Dzulhijah tidak kalah dibanding jihad, walaupun amalan tersebut adalah amalan mafdhul (yang kurang utama) dibanding jihad.[4]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hal ini menunjukkan bahwa amalan mafdhul (yang kurang utama) jika dilakukan di waktu afdhol (utama) untuk beramal, maka itu akan menyaingi amalan afdhol (amalan utama) di waktu-waktu lainnya. Amalan yang dilakukan di waktu afdhol untuk beramal akan memiliki pahala berlebih karena pahalanya yang akan dilipatgandakan.”[5] Mujahid mengatakan, “Amalan di sepuluh hari pada awal bulan Dzulhijah akan dilipatgandakan.”[6]<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Amalan di Awal Dzulhijah</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijah berlaku untuk amalan apa saja, tidak terbatas pada amalan tertentu.[7] Di antara amalan yang dianjurkan di awal Dzulhijah adalah amalan puasa. Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya[8], ...”[9]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Namun ada sebuah riwayat dari ‘Aisyah yang menyebutkan, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali.”[10] Mengenai riwayat ini, Imam Ahmad menjelaskan bahwa yang dimenangkan adalah perkataan yang menetapkan adanya puasa sembilan hari Dzulhijah, yaitu hadits pertama. Namun dalam penjelasan lainnya, Imam Ahmad menjelaskan bahwa maksud riwayat ‘Aisyah adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa penuh selama sepuluh hari Dzulhijah. Sedangkan maksud riwayat Hafshoh adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di mayoritas hari yang ada. Jadi, hendaklah berpuasa di sebagian hari dan berbuka di sebagian hari lainnya.[11]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Kesimpulan: Boleh berpuasa penuh selama sembilan hari bulan Dzulhijah (dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijah) atau berpuasa pada sebagian harinya.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Catatan: Kadang dalam hadits disebutkan berpuasa pada sepuluh hari awal Dzulhijah. Yang dimaksudkan adalah mayoritas dari sepuluh hari awal Dzulhijah, hari Idul Adha tidak termasuk di dalamnya dan tidak diperbolehkan berpuasa pada hari ‘Ied.[12]<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Keutamaan Hari Arofah</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Di antara keutamaan hari Arofah (9 Dzulhijah) disebutkan dalam hadits berikut, “Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah di hari Arofah (yaitu untuk orang yang berada di Arofah). Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?”[13]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Keutamaan yang lainnya, hari arofah adalah waktu mustajabnya do’a. Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah.”[14] Maksudnya, inilah doa yang paling cepat dipenuhi atau terkabulkan.[15] Jadi hendaklah kaum muslimin memanfaatkan waktu ini untuk banyak berdoa pada Allah. Do’a ketika ini adalah do’a yang mustajab karena dilakukan pada waktu yang utama.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Jangan Tinggalkan Puasa Arofah</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Bagi orang yang tidak berhaji dianjurkan untuk menunaikan puasa Arofah yaitu pada tanggal 9 Dzulhijah. Hal ini berdasarkan hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”[16] Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Arofah lebih utama daripada puasa ‘Asyuro. Di antara alasannya, Puasa Asyuro berasal dari Nabi Musa, sedangkan puasa Arofah berasal dari Nabi kita Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam.[17] Keutamaan puasa Arofah adalah akan menghapuskan dosa selama dua tahun dan dosa yang dimaksudkan di sini adalah dosa-dosa kecil. Atau bisa pula yang dimaksudkan di sini adalah diringankannya dosa besar atau ditinggikannya derajat.[18]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Sedangkan untuk orang yang berhaji tidak dianjurkan melaksanakan puasa Arofah. Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa ketika di Arofah. Ketika itu beliau disuguhkan minuman susu, beliau pun meminumnya.”[19]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar bahwa beliau ditanya mengenai puasa hari Arofah di Arofah. Beliau mengatakan, “Aku pernah berhaji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak menunaikan puasa pada hari Arofah. Aku pun pernah berhaji bersama Abu Bakr, beliau pun tidak berpuasa ketika itu. Begitu pula dengan ‘Utsman, beliau tidak berpuasa ketika itu. Aku pun tidak mengerjakan puasa Arofah ketika itu. Aku pun tidak memerintahkan orang lain untuk melakukannya. Aku pun tidak melarang jika ada yang melakukannya.”[20]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Dari sini, yang lebih utama bagi orang yang sedang berhaji adalah tidak berpuasa ketika hari Arofah di Arofah dalam rangka meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Khulafa’ur Rosyidin (Abu Bakr, ‘Umar dan ‘Utsman), juga agar lebih menguatkan diri dalam berdo’a dan berdzikir ketika wukuf di Arofah. Inilah pendapat mayoritas ulama.[21]<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Puasa Hari Tarwiyah (8 Dzulhijah)</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Ada riwayat yang menyebutkan, “Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu.” Ibnul Jauzi[22], Asy Syaukani[23], dan Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if (lemah).[24]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu, tidak perlu berniat khusus untuk berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah karena hadisnya dha’if (lemah). Namun jika berpuasa karena mengamalkan keumuman hadits shahih yang menjelaskan keutamaan berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, maka itu diperbolehkan. Wallahu a’lam.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Jika Tanggal 9 Dzulhijah di Saudi Arabia Berbeda dengan Indonesia</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Jika wukuf di Arofah lebih dulu dari tanggal 9 Dzulhijah di Indonesia, manakah yang harus diikuti dalam berpuasa Arofah?<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin mengatakan, “Dalam puasa hari Arofah, engkau tetap mengikuti negerimu.”[25] Alasan beliau adalah kita tetap mengikuti hilal di negeri ini bukan mengikuti hilal Saudi Arabia. Jika kemunculan hilal Dzulhijjah di negara kita selang satu hari setelah ru’yah di Mekkah sehingga tanggal 9 Dzulhijjah di Mekkah itu baru tanggal 8 Dzulhijjah di negara kita, maka kita seharusnya kita berpuasa Arofah pada tanggal 9 Dzulhijjah meski hari tersebut bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah di Mekkah. Inilah pendapat yang paling kuat dalam masalah ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal Ramadhan hendaklah kalian berpuasa dan jika kalian melihat hilal Syawal hendaknya kalian berhari raya” (HR. Bukhari dan Muslim).<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Semoga Allah memudahkan kita beramal sholih dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Nabi-Nya.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Artikel www.pengusahamuslim.com</span><br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-83745027800494285672009-11-19T14:07:00.002+07:002009-11-19T14:15:06.459+07:00Prediksi Kiamat 2012, Benarkah?<div style="text-align: justify;">Sudah sejak dua tahun yang lalu isu kiamat ini muncul. Apalagi belakangan ini semakin mencuat karena boomingnya film yang menceritakan ramalan tersebut. Mereka yang percaya bahwa kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012, mendasarkan kepercayaan mereka pada kalender yang dibuat oleh suku Maya, yang ditemukan di reruntuhan di Meksiko. Masyarakat Maya Kuno, yang dikenal maju ilmu matematika dan astronominya, mengikuti “perhitungan panjang” kalender yang mencapai 5126 tahun. Ketika peta astronomi mereka dipindahkan ke kalender Gregorian, yang digunakan secara standar sekarang, waktu perhitungan bangsa Maya berhenti pada 21 Desember 2012. Mereka yang percaya juga mengatakan adanya hubungan lain selain antara kalender maya dan kehancuran yang akan datang. Matahari akan terhubung lurus dengan pusat Tata Surya pertama kalinya semenjak 26000 tahun yang lalu, yang menandai puncak musim dingin. Beberapa orang mengatakan hal ini akan mempengaruhi aliran energi ke bumi, atau karena adanya sunspot dan sunflare yang jumlahnya membengkak, menyebabkan adanya efek terhadap medan magnet bumi. Tukang ramal Indonesia, Mama Lauren pun sempat angkat bicara di transTV bahwa paranormal tidak bisa menembus tahun 2013 (hanya mentok di 2012). Apakah betul prediksi kiamat 2012? Apakah ada yang tahu kapan terjadinya kiamat?<br /></div><br /><div class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold;">Hancurnya Dunia Memang Semakin Dekat</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Al Qur’an telah menjelaskan bahwa hari kiamat benar-benar akan terjadi. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Rabbmu.” (QS. Ar Ra’du: 2)<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Tanda-tanda semakin dekatnya kiamat, sudah muncul semenjak diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara tandanya ada yang sudah terjadi. Seperti terbelahnya bulan di zaman Nabi[1]. Juga ada tanda yang akan bermunculan dan berulang hingga hari kiamat. Seperti keadaan banyak wanita yang berpakaian tetapi telanjang (pakaian ketat dan mengumbar aurat)[2] dan munculnya beberapa orang yang mengaku sebagai Nabi[3]. Inilah berbagai kejadian yang menandakan semakin dekat hancurnya dunia.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengisyaratkan jarak waktu umat ini dengan hari kiamat dengan sabda beliau, “Jarak antara aku diutus dengan datangnya hari kiamat adalah bagaikan dua jari ini.” Beliau pun berisyarat dengan jari tengah dan jari telunjuknya.[4] Gambarannya, jari tengah itu adalah umur kehidupan di dunia ini hingga hari kiamat. Sedangkan jari telunjuk adalah lamanya waktu mulai dunia ini ada hingga pengutusan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun jarak pengutusan Nabi kita dengan hari kiamat adalah selisih antara jari tengah dan jari telunjuk. Bandingkanlah umur dunia ini hingga Nabi kita diutus dengan masa setelah Nabi diutus hingga hari kiamat! Jika kita bandingkan, waktu terjadinya kiamat itu sangatlah dekat dengan umat Muhammad.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Manusia mungkin merasakan kiamat itu masih sangat lama. Namun itulah pemikiran dan pandangan manusia yang dangkal. “Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya.” (QS. An Nahl: 1) “Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi).” (QS. An Nahl: 77)[5]<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Nabi Sendiri Tidak Tahu Kapan Datangnya Kiamat</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh malaikat Jibril yang datang dalam wujud seorang Arab Badui, beliau ditanya mengenai kapan hari kiamat terjadi. Lantas beliau menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.”[6]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Sungguh sangat mengherankan yang terjadi saat ini. Sebagian orang atau tukang ramal (yang sudah pasti suka berdusta), ada yang bisa memprediksi kapan terjadinya kiamat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tidak mengetahui terjadinya hari kiamat, padahal beliau adalah orang yang paling dekat dengan Allah. Begitu pula malaikat Jibril selaku penyampai wahyu dari Allah juga tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat. Jika Nabi yang paling mulia dan malaikat yang mulia saja tidak mengetahui tanggal, bulan atau tahun terjadinya hari kiamat, sudah sepantasnya orang selain keduanya tidak mengetahui hal tersebut.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Perlu ditegaskan pula bahwa waktu terjadinya hari kiamat termasuk perkara ghoib dan menjadi kekhususan Allah yang mengetahuinya.</span> Sehingga sungguh sangat dusta jika beberapa paranormal (yang sebenarnya tidak normal) bisa menentukan waktu tersebut, baik Mama Laurent, suku Maya di Meksiko atau pun yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al Ahzab: 63). Ayat ini dengan sangat jelas menunjukkan bahwa tidak satu pun makhluk yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, tidak ada yang mengetahui waktunya selain Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak mengetahui karena waktu tersebut termasuk di antara mafaatihul ghoib (kunci-kunci ilmu ghoib) yang hanya Allah saja yang mengetahuinya.[7]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Apalagi prediksi kiamat 2012 berasal dari orang kafir. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat: 6). Jika orang fasiq (yang suka maksiat) dari kalangan kaum muslimin membawa berita, perlu kita kroscek ulang atau cari kejelesan. Lalu bagaimana lagi dengan berita orang kafir yang melakukan kefasiqan yang besar?!<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Aneh, Kiamat Terjadi Tanpa Melalui Tanda</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Dunia hancur begitu saja tanpa melalui tanda-tanda kiamat terlebih dahulu. Itulah yang diangkat dalam ramalan tersebut dan film yang lagi booming saat ini. Sungguh hal ini berseberangan jauh dengan aqidah yang harus diyakini seorang muslim. Seharusnya kiamat datang melalui tanda-tanda terlebih dahulu. Ada tanda kiamat shugro (kiamat kecil) yang pernah terjadi, ada tanda yang terus berulang dan ada tanda kiamat kubro (kiamat besar).<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Di antara tanda kiamat kubro disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin Asid Al Ghifariy, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan kami ketika berbincang-bincang. Beliau berkata, ‘Apa yang sedang kalian perbincangkan?’ Kami menjawab, ‘Kami sedang berbincang-bincang tentang hari kiamat.’ Beliau berkata, ‘Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda.’ Beliau menyebutkan, ’[1] Dukhan (asap), [2] Dajjal, [3] Daabah, [4] terbitnya matahari dari barat, [5] turunnya Isa ‘alaihis salam, [6] keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, [7,8,9] terjadinya tiga gerhana yaitu di timur, barat dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah [10] keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat berkumpulnya mereka’.”[8] Nabi ‘Isa sendiri turun kembali ke muka bumi dan beliau akan tinggal selama 40 tahun.[9] Nabi Isa akan membunuh Dajjal[10], menghancurkan salib dan membunuh babi[11]. Tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits lainnya adalah datangnya Imam Mahdi dan beliau akan berkuasa selama 7 atau 8 tahun.[12] Dari sini, mungkinkah kiamat terjadi tahun 2012 sementara tanda-tandanya saja belum muncul?!<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Prediksi Kiamat Tidak Ada yang Tepat</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Sudah sejak dulu banyak orang yang mengklaim terjadinya kiamat pada tanggal-tanggal tertentu. Anehnya lagi yang dipilih adalah angka-angka cantik layaknya memilih angka menarik ketika beli voucher perdana. Dulu ada yang meramalkan bahwa kiamat akan terjadi tanggal 19 September 1990 (19-9-1990) dan 9 September 1999 (9-9-1999). Namun ternyata prediksi yang ada ternyata keliru.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Beberapa ulama masa silam, memang ada yang sempat membicarakan waktu kapan terjadinya kiamat bahkan mereka memiliki kitab tersendiri yang membahas hal itu, di antaranya adalah Imam As Suyuthi. Begitu pula As Suhailiy memprediksi datangnya hari kiamat dengan menghitung-hitung huruf muqoto’ah (seperti alif laam miim dan haamiim) yang berada di awal-awal surat dalam Al Qur’an. Beliau memprediksikan bahwa kiamat akan terjadi 703 tahun setelah diutusnya Nabi.[13] Begitu pula yang belakangan meneliti hal serupa adalah Dr. Baha’i. Beliau mengklaim bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 1710 H. Beliau melakukan perhitungan dari huruf-huruf muqotho’ah yang terdapat di awal-awal surat sebagaimana yang dilakukan sebelumnya oleh As Suhailiy. Dr. ‘Umar Sulaiman Al Asyqor pun membantah pernyataan Dr. Baha’i, “Ini adalah suatu metode yang benar-benar keliru. Orang-orang sebelum dia ada yang menggunakan metode yang sama melalui hitungan huruf-huruf muqhoto’ah. Namun hasil perhitungan orang-orang sebelum Dr. Baha’i tidaklah sama dengannya. Mereka memiliki cara perhitungan yang sama, tetapi hasil perhitungannya jauh berbeda. Inilah yang menunjukkan kelirunya cara mereka dan menunjukkan pula tidak terbuktinya penelitian mereka.”[14]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pun memiliki bantahan terhadap orang-orang semacam Dr. Baha’i dan yang sepemikiran dengannya. Beliau mengatakan,“Siapa saja yang menyibukkan diri memprediksikan terjadinya kiamat pada tahun tertentu; di antaranya yang menulis kitab “Ad Durro Al Munazzom Fii Ma’rifati Al A’zhom” (dalam kitab tersebut disebutkan sepuluh dalil yang menunjukkan kapan terjadinya kiamat), begitu pula ada yang memprediksi dalam kitab “Huruful Mu’jam”, atau dalam kitab ‘Anqo’ Mughrib, atau orang-orang lain yang melakukan prediksi yang sama; walaupun itu dianggap suatu hal yang menakjubkan oleh pengikutnya, namun perlu diketahui bahwa mayoritas mereka adalah pendusta, yang telah tertipu, dan telah terbukti bahwa mereka hanya berbicara tanpa dasar ilmu. Sungguh mereka telah mengklaim dan mengungkap suatu yang ghoib tanpa dasar ilmu sama sekali. Padahal Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah: "Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak atau pun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui".” (QS.Al A’rof: 33)”[15]<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Dr. ‘Umar Sulaiman Al Asyqor mengatakan, “Semestinya yang dilakukan adalah sebagaimana yang dilakukan oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan para ulama umat ini dalam sejarah. Seandainya membicarakan kapan terjadinya kiamat adalah suatu kebaikan untuk manusia, tentu Allah Ta’ala akan memberitahukannya kepada mereka. Akan tetapi, Allah sendiri tidak memberitahukan hal tersebut. Maka inilah yang terbaik bagi mereka.”[16]<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Masih Ada Kematian</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Meskipun belum muncul beberapa tanda kiamat kubro, namun ada kematian yang pasti akan menghampiri setiap insan. Walaupun tidak menemui tanda kiamat kubro, setiap orang pasti akan merasakan kematian cepat ataupun lambat. Tidak ada seorang pun yang bisa lari dari yang namanya maut. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".” (QS. Al Jumu’ah: 8)<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Kematian (maut) adalah benar adanya. “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.” (QS. Qaaf: 19). Sehingga pantaskah terbetik untuk menunda-nunda beriman dan beramal sholih. Sungguh, hanya orang yang hatinya tertutup dengan kelamnya maksiat yang tidak mau memperhatikan hal ini. “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qaaf: 37). Hanya Allah yang memberi taufik.<br /></div><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Artikel www.pengusahamuslim.com</span><br /><br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-20307623212763127502009-11-16T13:29:00.003+07:002009-11-16T14:31:56.218+07:00Plugin CommentLuv untuk Blogger<div style="text-align: justify;">Setelah kemarin intensedebate bisa mengatasi masalah kesulitan berkomentar diblogger sekarang ada plugin baru yaitu <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">CommentLuv</span>, apa sih kegunaannya?.. yang paling gampang sih mempromosikan blog anda setelah berkomentar. kok bisa... ya bisalah monggo lihat gambar dibawah ini :<br /></div><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixYbm6F457YVZ4TbVf1CcurBdrI1nzPIuMEAENVy0sqmEyulBvnCR-XmXO66cEWpeY8sHtWQaPo9LGwh1cDhx8YwrsW-qxXj1uwTegUshkRtBbMHmhZ_rcTREspUMxSvPnUHJNgnmXZoo/s1600/comment.edit.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixYbm6F457YVZ4TbVf1CcurBdrI1nzPIuMEAENVy0sqmEyulBvnCR-XmXO66cEWpeY8sHtWQaPo9LGwh1cDhx8YwrsW-qxXj1uwTegUshkRtBbMHmhZ_rcTREspUMxSvPnUHJNgnmXZoo/s320/comment.edit.jpg" alt="Nursani Ringtones" title="Plugin CommentLuv untuk Blogger" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">ya kan bisa jadi teman-teman kalo baru update posting langsung dipromosikan disini he..he.., Barangkali teman-teman yang lain sedang mencari artikel tersebut.<br /></div><div class="fullpost"><br /><div style="text-align: justify;">Untuk mengaktifkannya tentu teman-teman harus register dulu di intensedebate.com terus aktifin deh pluginnya monggo dilihat lagi gambarnya :<br /></div><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9oCgjstfkt8DHhz0a2fxbb1haFCA7NjT27VpQFCQ6HQWjBPFktFrF3YsuSiiC2AwjjA79oSufEyxkJHIS7nPMoz4oovvT71STjWftq5RdlYF_kb8-4Lu81P6u9xESs5flxZQEsITieRA/s1600/commentluv.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 274px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9oCgjstfkt8DHhz0a2fxbb1haFCA7NjT27VpQFCQ6HQWjBPFktFrF3YsuSiiC2AwjjA79oSufEyxkJHIS7nPMoz4oovvT71STjWftq5RdlYF_kb8-4Lu81P6u9xESs5flxZQEsITieRA/s320/commentluv.jpg" alt="Nursani Ringtones" title="Plugin CommentLuv untuk Blogger" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Mudahkan... Insya Allah selain mempromosikan blog anda, Teman-teman yang lain juga bisa mempromosikan blognya. so tunggu apalagi langsung ketekape ya.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Untuk mengingatkan silahkan baca posting saya sebelumnya <a href="http://noershani.blogspot.com/2009/10/tes-intensedebate-comment.html">Mengatasi kotak komentar diBlogger dengan intensedebate</a><br /></div><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-50479073165958200472009-11-09T16:34:00.005+07:002009-11-09T17:21:38.781+07:00Jauh Deketnya Kita Dengan Allah<div style="text-align: center; font-weight: bold;">Jauh Deketnya Kita Dengan Allah<br />Inget Dan Lalainya Kita Sama Allah<br /></div><br /><div style="text-align: center; font-style: italic; font-weight: bold;">Yang disebut masalah itu bukan masalah yang dianggap masalah oleh manusia. Melainkan disebut bermasalah itu, kalau kita jauh dari Allah dan lupa sama Allah.<br />Dan yang disebut anugerah adalah sebaliknya; kita deket dengan Allah dan ingat pada-Nya.<br /><br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Saudaraku yang dirahmati Allah, beberapa kejadian kecil selama “libur”, saya tuliskan di kolomkolom Non-KuliahOnline di Website ini.<br /><br />Silahkan melihat-lihat di artikel lepas maupun di sms-sms dengan jamaah. Mudah-mudahan ada benang merah dengan materi-materi KuliahOnline.<br /><br /></div><div class="fullpost"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><br />Saudaraku, beragam reaksi ketika peserta KuliahOnline membaca materi kuliah ke-22. Tapi baik, tanpa banyak kalam, kita bismillah memulai materi ke-23 ini.<br /><br />Alhamdulillah. Semoga Allah memberikan ridha-Nya.Setelah menelisik kesalahan-kesalahan saya, saya bukannya menyesal. Saat itu, dulu, saya malah jadi ikhlas menerima “kenapa saya susah”. Istilahnya, saya mewajarkan diri saya mengapa saya jadi susah.<br /><br />Sebab hitungannya memang wajar saya susah. “Message” ini, sampe ke saya. Alhamdulillah. Sehingga kemudian saya fokus juga untuk mengejar ketertinggalan. Dan alhamdulillah, Allah sediakan banyak jalan untuk mengejar ketertinggalan ini. Apa jadinya kalau saya tidak menyadari? Yang paling parah adalah dosa tauhid. kita merasa Allah tidak akan pernah dekat dengan kita.<br /> <br />Tidak jarang reaksi begini malah terjadi: Seseorang merasa Allah semakin menjauh ketika justru ia semakin mendekat. Loh, memangnya ada? Begitu barangkali sebagian kita bertanya.<br />Jawabannya, ya, ada.<br /><br />Ada hadits qudsi yang isinya kurang lebih, jika Allah menghendaki suatu kebaikan bagi seseorang,justru Allah segerakan keburukan buatnya. Supaya apa? Supaya segera terbebas ia dari kesalahankesalahannya, dari dosa-dosa. Insya Allah. Dan tentu saja, ada juga amalan yang bener-bener ngenolin dosa-dosa. Salah satunya adalah dengan bertaubat sebener-benernya taubat.<br /><br />Nah, dalam satu dua kasus, atau malah tidak sedikit yang terjadi begini: ketika seseorang berjalan menuju ampunan-Nya, di tengah jalan ia malah menemui kendala-kendala baru,masalah-masalah baru, yang justru menambah bungkuk. Menambah berat. Tentu saja perlu diteliti lebih dalam lagi.<br /><br />Tapi bagi saya, jawaban yang sering saya lihat adalah justru dengan cara itu, Allah mempercepat masa bayar dari keburukan yang kita lakukan. Dan karenanya kita perlu berterima kasih kepada Allah. Saya pun demikian. Ada satu keanehan. Ketika saya jejek gas, injek pedal, lah lah lah, hutang saya malah tambah buanyak. Bertambah berkali-kali lipat.<br /><br />Saat itulah saya teliti kehidupan saya. Kesimpulannya, ya kalimat-kalimat di atas itu. Sambil terus husnudzdzan kepada Allah, bahwa nanti selepas 0-0, Allah akan angkat derajat saya.<br />Dan kepositifan itu, saya anggap menjadi doa juga.<br /><br />Akhirnya, saya jadi sustain, jadi sabar. Saya terimain aja apa yang terjadi. Termasuk ketika saya harus membayar dengan masuk penjara. Agak enteng terasa, sebab saya malah menganggap, makin cepat beban turun ke pundak saya, makin banyak beban yang saya pikul, akan semakin cepat pula keringanan itu saya dapat. Dan insya Allah saya tahu, Allah pun tentu tidak akan memikulkan beban buat hamba-Nya kecuali yang bisa hamba-Nya itu pikul.<br /><br />Artinya, ambang batas maksimal akan terjadi, dan tidak akan pernah terjadi melewati ambang batas itu. Penerimaan terhadap segala kejadian, keikhlasan menjalani setiap peristiwa, rasanya menjadi teman yang meringankan perjalanan hidup.<br /><br />Jarang orang yang bisa menerima keadaannya; keadaan sedang di-PHK, sedang susah, sedang berhutang, sedang sakit, sedang malang, dan sedang sulit di kesulitan yang umumnya dirasakan orang umum sebagai satu kesulitan. Jarang orang yang memandang bahwa kesulitan itu adalah anugerah.<br /><br /><br />Bahwa bersama kesulitan itu ada Kemurahan Allah, ada Kebaikan Allah, ada Rahmat Allah. Kebanyakan orang memilih untuk menambah dirinya untuk lebih lagi berduka; meratapi, menyesali, atau bahkan mengatasnamakan “kasihan, menghancurkan orang lain”.<br /><br />Misalnya, seseorang yang diburu petugas bank sebab hutangnya. Sementara, sebagai jaminan hutangnya itu adalah tanah ibunya, yang kemudian ditetapkan sita jaminan. Terhadap yang begini ini, mata rantai ketidaknerimaan atas takdir Allah, seperti ada d isemua mata rantai orang-orang yang terlibat. Si anak merasa takut dengan saudara-saudaranya yang lain, saudara-saudaranya yang lain tidak menerima si saudara ini melakukan perbuatan bodoh yang merugikan ibu mereka, si ibu kemudian menyesali kenapa semua ini terjadi, petugas bank yang memberikan rekomendasi menyesal sudah memberikan ia kredit, si penghutang pun menambah lagi daftar panjang penyesalannya: kenapa sampe kenal si Fulan yang ia yakini sebagai penyebab segala kehancurannya, salah memilih bisnis, sampe kemudian menyalahkan ketidaktepatan waktu; masa krisislah, jatuhnya perekonomian nasional, resesi global, dsb. Allah, sama sekali “tidak dihitungnya”.<br /><br />Padahal mata rantai keajaiban akan terjadi di setiap simpul mata rantai jaringan orang-orang yang disebut. Dalam kasus ini, andai keikhlasan ada di hati mereka, ya sudah, mau diapain lagi? Sudah terjadi. Mereka lalu memilih saling memahami, saling memaafkan, malah saling berpegangan tangan mengejar dan mengubah keburukan yang sudah terjadi, maka yang terjadi<br />adalah Cahaya Allah di setiap etape berikutnya.<br /><br />Lalu kemudian tampak terang benderanglah manakala akhirnya mereka kemudian bisa bilang; Kalau dulu tidak terjadi krisis di keluarga kami, tidak akan lahir perusahaan ini. Gitulah permisalannya.<br /><br /><br />Bingung ya? Ya, coba baca lagi Materi Kuliah ke-22 ya. Biar agak nyambung. Baca nya pelan-pelan. Jangan terburu-buru. Supaya nyambung.<br /></div><br /></div>Untuk lebih lengkapnya silahkan download versi cetaknya :<br /><a href="http://www.box.net/shared/i0rc3o8mfi" target="_blank">KDW0123 Seri 23 dari 41 seri/esai</a><br /><br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-9016362611456468192009-11-09T14:34:00.001+07:002009-11-09T14:40:20.964+07:00Budaya Ilmu dan Tantangan Terhadap Epistemologi IslamAssalamu'alaikum wr wb.<br /><br />Kami mengundang saudara-saudara sekalian untuk hadir dalam acara:<br /><br />Ceramah Umum:<br />Budaya Ilmu dan Tantangan Terhadap Epistemologi Islam<br />Bersama: Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud (Pakar Pendidikan dari Malaysia).<br />Moderator: Dr. Adian Husaini<br />Waktu: Sabtu, 14 November 2009. Jam 09:00 s/d 13.00 WIB<br />Tempat: Aula Masjid Al Furqan DDII<br />Jl. Kramat Raya No. 45 Jakarta Pusat<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Gratis. Terbatas untuk masksimal 150 peserta</span><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Konfirmasi SMS: 08111102549</span><br /><div class="fullpost"><br />Hari Jum'at, tanggal 13 November 2009 acara serupa juga akan diselenggarakan di Gedung Serba Guna (GSG) Institut Teknologi bandung pada pukul 13:00 sd 15:30 wib, dengan tema: Pendidikan di Perguruan Tinggi, Perspektif Islam.<br /><br />Hari Minggu, tanggal 15 November 2009 acara serupa juga akan diselenggarakan di Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia pada pukul 09:00 sd 13:00 wib, dengan tema: Pendidikan di Perguruan Tinggi, Perspektif Islam. Konfirmasi SMS: 085694945359 / 08174891947.<br /><br />Insyaallah acara ini akan kami iklankan di harian umum Repubulika. Peminat harap registrasi terlebih dahulu. Syukran.<br /><br />Wassalamu'alaikum wr wb.<br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-10160469397959004782009-11-08T19:34:00.000+07:002009-11-08T19:36:39.279+07:00Penistaan Al Quran Ala Doktor UIN YogyaPenulis: Adian Husaini<br /><br />Pada 5 November 2009, saya mendapat undangan untuk berbicara dalam sebuah seminar di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Seminar bertema ”Islam dan Tantangan Pemikiran Global” itu diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Pesantren Modern Gontor cabang Lombok. Seminar dibuka oleh Gubernur NTB, Tuan Guru Zainul Majdi. Turut memberikan sambutan adalah pimpinan Pondok Pesantren Gontor KH Abdullah Syukri Zarkasyi dan Tuan Guru Sofwan Hakim, ketua Forum Kerjasama Pesantren se-NTB. Seminar dihadiri sekitar 300 pimpinan dan guru-guru pesantren se- NTB. Tim pembicara dari INSISTS dipimpin oleh Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi.<br /><br /><div class="fullpost">Tampaknya, bagi para ulama dan tokoh Islam di NTB, isu liberalisasi Islam sudah cukup akrab dengan mereka. Mereka mengakui, sejumlah masalah yang dibahas dalam seminar sudah terjadi juga di daerah mereka, meskipun dalam skala yang belum masif seperti di sejumlah kota di Pulau Jawa. Salah satu masalah yang sudah mulai dilontarkan kaum liberal di NTB adalah soal ”Desakralisasi al-Quran.” Ada seorang tokoh yang mengaku sempat berdiskusi dengan seorang mahasiswa IAIN Mataram, yang bertanya kepadanya: ”Apakah al-Quran itu benar-benar suci atau dianggap suci?” <br /> Mendengar pertanyaan itu saya menjawab dengan agak bercanda, ”Tanyakan pada si mahasiswa, apakah dia benar-benar manusia atau dianggap manusia?” <br /> Dalam seminar di NTB, isu ”desakralisasi al-Quran” memang disinggung juga oleh KH Abdullah Syukri Zarkasyi. Gubernur NTB yang juga kandidat doktor ilmu Tafsir di Universitas al-Azhar Kairo, bahkan menguraikan cukup panjang sejarah serangan kaum orientalis terhadap Islam, termasuk terhadap al-Quran. Ia menunjukkan sejumlah contoh kesungguhan dan kesabaran para orientalis dalam menyerang Islam. ”Sehingga dalam pertarungan ini, siapa yang lebih sabar yang akan menang,” ujarnya seraya mengajak para peserta seminar untuk meningkatkan kesabaran dalam berjuang.<br /><br /> Proyek ”desakralisasi al-Quran” memang termasuk salah satu tema pokok dalam liberalisasi Islam. Mengikuti tradisi kajian al-Quran model orientalis, sejumlah pemikir liberal tampak berusaha keras meyakinkan kaum Muslim, bahwa al-Quran bukanlah sebuah kitab suci, tetapi kitab yang dianggap suci. Ada yang berusaha keras menulis artikel untuk membuat kaum Muslimin ragu-ragu terhadap kebenaran dan keotentikan al-Quran. Dia mencoba meyakinkan, bahwa al-Quran adalah kitab biasa-biasa saja, yang juga mengandung kesalahan secara tata bahasa. Tentu saja, pekerjaan semacam ini akan sia-sia saja. Meskipun si penulis mendapatkan imbalan tertentu di dunia.<br /><br /> Pikiran semacam ini tampaknya cukup luas merasuki pemikiran kalangan akademisi di lingkungan Perguruan Tinggi Islam saat ini. Tentu kita masih ingat, bagaimana seorang dosen IAIN Surabaya yang pada 5 Mei 2006, menerangkan posisi Al-Quran sebagai hasil budaya manusia. Dia katakan, "Sebagai budaya, posisi Al-Quran tidak berbeda dengan rumput. Sebagai budaya, Al-Quran tidak sakral. Yang sakral adalah kalamullah secara substantif.” <br /><br /> Sebuah jurnal yang diterbitkan di IAIN Semarang edisi 23 Th. XI/2003, menulis di sampul belakangnya: ”ADAKAH SEBUAH OBJEK KESUCIAN DAN KEBENARAN YANG BERLAKU UNIVERSAL? TIDAK ADA! SEKALI LAGI, TIDAK ADA! TUHAN SEKALIPUN!” Di pengantar redaksinya juga ditegaskan: ”Dan hanya orang yang mensakralkan Qur’anlah yang berhasil terperangkap siasat bangsa Quraisy tersebut.”<br /><br /> Mengapa kaum liberal giat dalam mengkampanyekan tema ”desakralisasi al-Quran”, bahwa al-Quran bukanlah kitab suci? Ternyata, jika kita cermati, tujuan mereka adalah ingin memberikan legitimasi terhadap masuknya berbagai metode penafsiran al-Quran, di luar ilmu Tafsir al-Quran. Dengan meletakkan posisi al-Quran sebagai teks biasa, teks sastra, teks budaya, atau teks sejarah, yang sama dengan teks-teks lain, maka dimungkinkan masuknya model pemahaman al-Quran yang baru, seperti hermeneutika.<br /><br /> Di NTB itulah, saya lebih berkesempatan membaca sebuah buku berjudul Arah Baru Studi Ulum al-Quran: Memburu Pesan Tuhan di Balik Fenomena Budaya karya seorang dosen STAIN di Jawa Timur, yang juga doktor lulusan UIN Yogyakarta. Sebut saja inisialnya ”AW”. Tesis master dosen ini juga sudah diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul Menggugat Otentisitas Wahyu Tuhan, yang juga menolak kesucian al-Quran. Buku Arah Baru Studi Ulum Al-Qur’an, semakin menegaskan, adanya kecenderungan dan gerakan penghancuran ulumul-Quran para ulama Islam, digantikan dengan teori-teori ilmu sosial para ilmuwan Barat. AW sangat getol dalam mempromosikan penggunaan hermeneutika untuk – katanya – memahami pesan Tuhan yang terperangkap dalam Mushaf Utsmani. Seperti biasa, para pengguna hermeneutika biasanya melakukan proses desekralisasi teks al-Quran. Itu pula yang dilakukan dosen STAIN ini. Simaklah pandangan penulis tentang al-Quran berikut ini:<br /><br />”Dalam karya ini, saya membedakan antara wahyu, al-Qur’an, dan Mushaf Usmani. Ketiganya adalah tiga nama yang kendati mengacu pada satu substansi, tetapi kadar muatan ketiganya berbeda. Wahyu sebagai pesan otentiks Tuhan masih memuat keseluruhan pesan Tuhan; al-Qur’an sebagai wujud konkret pesan Tuhan dalam bentuk bahasa Arab oral memuat kira-kira sekitar 50 persen pesan Tuhan; dan Mushaf Usmani sebagai wujud konkret pesan Tuhan dalam bentuk bahasa Arab tulis hanya memuat kira-kira tiga puluh persen pesan Tuhan. Jika selama menjadi wahyu masih memuat keseluruhan pesan Tuhan, tidak demikian halnya ketika telah menjadi al-Quran dan Mushaf Usmani. Hal itu terjadi, bukan karena Tuhan tidak mampu menjamin keabadian pesan-Nya, melainkan karena keterbatasan Bahasa Arab yang dijadikan wadah pesan Tuhan yang tak terbatas itu.” (hal.vii).<br /><br /> Saya sangat prihatin dan sekaligus kasihan membaca berbagai uraian dalam buku ini. Sebab, buku ini ditulis oleh seorang dosen agama dan doktor lulusan UIN Yogya. Selain disebarkan melalui tulisan, dosen ini tentu juga mengajarkan pemikirannya kepada para mahasiswanya. Banyak sekali kekacauan dan kerancuan pemikirannya, yang tentu saja memerlukan terapi yang sangat serius. Marilah kita lihat contoh-contoh kekacauan berpikir dosen yang dinyatakan lulus doktornya di UIN Yogya dengan predikat cum laude ini. Dia menulis sebagai berikut:<br /><br />”Ketika pesan Tuhan diwadahkan ke dalam bahasa Arab itu, maka Muhammad sebagai agen tunggal Tuhan yang juga sebagai masyarakat Arab memilih lafaz dan makna tertentu yang mampu memuat dua pesan, yakni pesan Tuhan dan pesan masyarakat Arab sebagai pemilik bahasa Arab. Implikasinya, teori interpretasi yang hanya mengacu kepada fenomena kebahasaan semacam tafsir, hanya mampu menemukan pesan masyarakat Arab sebagai pemilik bahasa Arab. Sedang pesan Tuhan yang ada di dalamnya belum tersentuh sedikit pun. Oleh karena itu, diperlukan sebuah teori interpretasi lain yang dinilai mampu menemani tafsir, sehingga yang terungkap bukan hanya pesan pemilik bahasa,tetapi juga pesan Tuhan. Hermeneutika tampaknya bisa menjadi mitra tafsir guna mengungkap pesan Tuhan di balik Bahasa Arab sebagai fenomena budaya.” (hal.viii).<br /><br /> Sekilas saja, kita bisa menilai, bahwa kata-kata si dosen STAIN itu sebenarnya asbun (asal bunyi). Tuduhan bahwa Ilmu Tafsir selama ini tidak mampu menangkap pesan Allah dalam al-Quran adalah suatu bentuk pernyataan asal-asalan. Tentu kita tidak bisa menyimpulkan si dosen ini ”sakit jiwa”, sebab bisa meraih gelar doktor dari UIN Yogya dengan predikat cum laude dan bisa menulis banyak buku. Tetapi, yang jelas, selama 1400 tahun lebih, umat Islam di seluruh dunia telah memahami al-Quran dengan menggunakan Ilmu Tafsir dan tidak menggunakan hermeneutika. Lalu, tiba-tiba di ”zaman edan” ini muncul ”pemikir luar biasa hebat” dari UIN Yogya yang dengan gagah berani menyimpulkan:<br /><br />”teori interpretasi yang hanya mengacu kepada fenomena kebahasaan semacam tafsir, hanya mampu menemukan pesan masyarakat Arab sebagai pemilik bahasa Arab. Sedang pesan Tuhan yang ada di dalamnya belum tersentuh sedikit pun.”<br /> <br /> Karena berlagak menjadi mujtahid besar itulah maka pengguna hermeneutika -- seperti penulis buku ini -- lalu bersikap sok hebat dan merendahkan martabat, keilmuan, dan keikhlasan Khalifah Usman bin Affan serta para ulama Islam terkemuka. Tapi, ironisnya, pada saat yang sama, kaum liberal juga sangat hormat dan bertaklid buta begitu saja kepada Mohammed Arkoun, Nasr Hamid Abu Zayd, Khaled Abou el-Fadl, Farid Essac, Paul Ricour, Fazlur Rahman, Hegel, dan sebagainya. <br /><br /> Simaklah sejumlah ungkapan AW tentang Mushaf Usmani berikut ini: ”Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa proses pembukuan al-Quran diwarnai campur tangan Utsman dalam posisinya sebagai khalifah, yang oleh Abu Zayd disebut sebagai ”dekrit” khalifah.” (hal. 169)... ”Maka tidak bisa disalahkan kiranya jika diasumsikan bahwa di balik keputusan khalifah Utsman tersebut mengandung adanya unsur ideologis, terutama ideologi pemilik bahasa yang dipilih menjadi bahasa Mushaf Usmani.” (hal. 170)...”Lebih-lebih, Khalifah Utsman telah menghilangkan dan menyensor bahkan memusnahkan korpus kitab-kitab individu, seperti milik Ibnu Mas’ud dan Siti Hafsah. Ini jelas berimplikasi pada pemusatan pembacaan hanya pada Mushaf Usmani. Jika boleh memberi istilah, Mushaf Usmani ini telah menjadi ”penjara” bagi pesan rahasia Tuhan. Penjara yang dimaksud di sini adalah ideologi Quraisy yang melingkupinya, dan bahkan antara Quraisy dan al-Qur’an (Mushaf Usmani) merupakan dua anak kembar yang saling bersanding dan dua cabang yang berakar sama, yang dengannya mereka mencoba menancapkan hegemoninya.” (hal. 172).<br /><br /> Begitulah pandangan doktor UIN Yogya yang sangat merendahkan martabat Sayyidina Utsman bin Affan dan menistakan al-Quran. Sebenarnya, jika AW mau mengungkapkan berbagai penjelasan dalam kitab Ulumul Quran, maka dengan mudah ditemukan penjelasan seputar tindakan Khalifah Utsman r.a. yang sangat mulia dan luar biasa besar jasanya dalam kodifikasi Mushaf al-Quran. Tapi, dia lebih percaya kepada pendapat-pendapat orientalis yang memberikan berbagai tuduhan dan sangkaan terhadap Khalifah Utsman r.a., menantu Rasulullah saw, dan termasuk salah satu sahabat yang dijamin masuk sorga oleh Rasulullah saw.<br /><br /> Tindakan Sayyidina Utsman itu pun sudah mendapat pesertujuan dari semua sahabat, termasuk Abdullah bin Mas’ud dan Ali bin Abi Thalib. Tidak ada seorang sahabat Nabi pun yang menentang tindakan Utsman r.a., karena memang kodifikasi al-Quran itu bukan dilakukan untuk kepentingan politik atau kesukuan. Karena itulah, sepanjang sejarah Islam, meskipun terjadi berbagai konflik politik, tidak pernah terpikir suatu rezim untuk membuat al-Quran baru. Betapa pun kerasnya konflik antara Ali dan Mu’awiyah, keduanya tetap menjadikan Mushaf Utsmani sebagai pedoman. Setelah Abbasiyah berkuasa, mereka juga tidak mengganti Mushaf Utsmani dengan Mushaf baru. Maka, tuduhan-tuduhan keji terhadap Sayyidina Utsman r.a. dan Mushaf Utsmani sebenarnya sangat tidak ilmiah dan hanya berlandaskan kebodohan dan kebencian.<br /><br />Kajian terakhir yang menyudutkan Mushaf Usmani, misalnya datang dari seorang orientalis Kristen Jerman (berasal dari Lebanon) yang menggunakan nama samaran Christoph Luxenberg. Sebagaimana para pendahulunya, Luxenberg juga menggugat al-Quran sebagai “wahyu” yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. Ia mencoba menggugurkan keyakinan kaum Muslim bahwa al-Quran adalah “tanzil”, “suci”, bebas dari kesalahan, sebagaimana ditegaskan dalam al-Quran (QS 15:9). Menurut Luxenberg -- dengan melakukan kajian semantic terhadap sejumlah kata dalam al-Quran Arab yang diambil dari perbendaharaan bahasa Syriac -- Al Qur'an yang ada saat ini (Mushaf Utsmani) adalah salah salin (mistranscribed) dan berbeda dengan teks aslinya. Teks asli Al Qur'an, simpulnya, lebih mirip bahasa Aramaic, ketimbang Arab. Dan naskah asli itu telah dimusnahkan Khalifah Usman bin Affan. Dengan kata lain, al-Quran yang dipegang oleh kaum Muslim saat ini, bukanlah wahyu Allah SWT, melainkan akal-akalan Utsman bin Affan r.a.<br /><br />Lunxenberg – seperti banyak orientalis lainnya – mempertanyakan motivasi Utsman bin Affan melakukan kodifikasi al-Quran. Ia menduga, teks al-Quran yang dimusnahkan Utsman bin Affan berbeda dengan teks Mushaf Utsmani yang sekarang ini. Tuduhan semacam ini sama sekali tidak beralasan, sebab proses kodifikasi al-Quran di zaman Utsman bin Affan sangat terbuka kerjanya, dan al-Quran selalu diingat oleh ratusan, ribuan – bahkan kini jutaan kaum Muslimin. Setiap kekeliruan akan selalu dikoreksi oleh kaum Muslim.<br /><br /> Tetapi, para orientalis memang tidak pernah berhenti untuk menyerang al-Quran dengan berbagai cara. Ironisnya, cara-cara orientalis semacam ini sekarang dilakukan oleh beberapa akademisi dari kalangan Perguruan Tinggi Islam sendiri. Bahkan, tuduhan-tuduhan tidak beradab terhadap Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu anhu seperti yang dilakukan doktor UIN Yogya itu juga kemudian dialamatkan kepada Imam al-Syafii rahimahullah. Dengan menjiplak begitu saja pendapat Nasr Hamid Abu Zayd, tanpa sikap kritis sedikit pun, AW menulis: ”Al-Quran versi bahasa Quraisy inilah yang diperjuangkan oleh Imam Syafi’i sebagai wahyu Tuhan yang layak dihormati hingga pada teks tulisannya, sebagai konsekuensi logis di mana dan dalam suku apa ia dilahirkan.” (hal. 170).<br /><br /> Tentu sangatlah tidak beradab memberikan tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar kepada seorang ulama besar seperti Imam Syafii, yang begitu besar jasanya kepada umat Islam. Apalagi memberikan tuduhan dan prasangka negatif kepada sahabat-sahabat Rasulullah saw. Umat Islam sangat mencintai Nabi Muhammad saw, dan tentu, umat Islam juga sangat mencintai para sahabatnya dan juga pelanjut risalahnya, yaitu para ulama yang alim dan shalih. Adab seperti inilah yang seharusnya dijaga dalam dunia ilmiah di lingkungan Perguruan Tinggi Islam. Tindakan menghujat dan melecehkan al-Quran, sahabat, dan ulama, tidak patut dilakukan oleh seorang Muslim, meskipun dengan mengatasnamakan kebebasan ilmiah dan sikap kiritis.<br /><br /> Apalagi, faktanya, doktor UIN Yogya ini juga sama sekali tidak bersikap kritis ketika mengutip pendapat-pendapat para orientalis dan pemikir liberal. Ia menolak pemahaman bahwa lafaz dan makna al-Quran (Mushaf Utsmani) berasal dari Allah, sehingga bersifat sakral (suci), dan membacanya dalam bentuk tartil pun dinilai sebagai membaca wahyu Allah dan si pembaca mendapatkan pahala. Menurut sang doktor UIN Yogya tersebut, yang sakral dari Mushaf Utsmani hanyalah maknanya, sementara lafaznya tidak sakral. ”Namun demikian, lafadznya, sebagai wadah pesan Tuhan tetap harus dihormati. Karena itu, yang dianjurkan membaca di sini adalah dalam arti mengungkap pesan itu, bukan tartilnya. Karena pesan itu terdapat dalam bahasa yang profan, maka diperlukan alat apa saja yang secara metodologis absah digunakan dalam sebuah kajian ilmiah, termasuk hermeneutika.” (hal. 184).<br /><br /> Membaca pemikiran doktor cum laude dari UIN Yogya ini, tentu wajar jika selama ini kita mempertanyakan, mengapa penggunaan hermeneutika dalam studi al-Quran terus digalakkan di Perguruan Tinggi Islam. Tampak jelas, bagaimana pemikiran sang doktor ini dalam menistakan al-Quran, para sahabat Nabi Muhammad saw, dan para ulama Islam yang sangat kredibel. Kita bisa melihat bagaimana tendensiusnya kajian yang mempromosikan hermeneutika sebagai metode alternatif dalam penafsiran al-Quran. Kajian semacam ini jauh dari sikap ilmiah yang bermutu. Maka, adalah aneh, ketika seorang guru besar di UIN Yogya, Prof. Dr. Hamim Ilyas, membuat kriteria bahwa salah satu ciri kaum fundamentalis adalah menolak penggunaan hermeneutika dalam penafsiran al-Quran.<br /><br /> Mengapa muncul kegilaan pada hermeneutika dan penistaan Ilmu Tafsir pada sebagian akademisi di Perguruan Tinggi Islam? Kita menemukan jawabannya pada artikel Dr. Syamsuddin Arif di Harian Republika (30 September 2004), yang berjudul “Kisah Intelektual Nasr Hamid Abu Zayd”: <br />“Terus-terang saya tidak begitu tertarik oleh teori dan ide-idenya mengenai analisis wacana, kritik teks, apalagi hermeneutika. Sebabnya, saya melihat apa yang dia lontarkan kebanyakan -- untuk tidak mengatakan seluruhnya -- adalah gagasan-gagasan nyeleneh yang diimpor dari tradisi pemikiran dan pengalaman intelektual masyarakat Barat… Orang macam Abu Zayd ini cukup banyak. Ia jatuh ke dalam lubang rasionalisme yang digalinya sendiri. Ia seperti istri Aladdin, menukar lampu lama dengan lampu baru yang dijajakan oleh si tukang sihir.” <br /><br />Dan memang faktanya, para pengguna hermeneutika dan pengecam Tafsir al-Quran, hingga kini tidak pernah mampu membuat satu Tafsir al-Quran pun. Sebab, tampaknya, ”maqam” mereka baru sampai pada tahap merusak dan hanya isapan jempol belaka, jika diangggap para hermeneut ini mampu menciptakan metode Tafsir al-Quran baru yang sanggup menandingi kehebatan Ilmu Tafsir, Ilmu Ushul Fiqih, dan sebagainya. Bahkan, tampak jelas, buku karya doktor UIN Yogya ini pun tidak menunjukkan contoh, bagaimana metode dan model Studi al-Quran yang baru dan hebat.<br /><br />Kita yakin, al-Quran ini Kalamullah. Al-Quran adalah milik Allah. Dan pasti, Allah yang menjaganya dari berbagai upaya untuk merusaknya. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang tahu diri! Tidak patut burung emprit berlagak seperti burung elang. Wallahu a’lam. (Malang, 7 November 2009).<br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-46106902156737194292009-11-08T13:34:00.003+07:002009-11-08T13:44:25.480+07:00Themes Nokia 5800<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFg6dmaEpauBxloGIMUFPuwlGInyF3_DPek-IWYleFMdPzDpZZhcn5GKeTYifkIjPE0kzyfLmcoSeLi6BdBMVg9rlnwPpw95b7hHqWRba6GJJPIQfcSD60IV3XOFwLDi-ZL5KfuB9g6bE/s1600-h/T5nr9d40_.gif"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 180px; height: 280px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFg6dmaEpauBxloGIMUFPuwlGInyF3_DPek-IWYleFMdPzDpZZhcn5GKeTYifkIjPE0kzyfLmcoSeLi6BdBMVg9rlnwPpw95b7hHqWRba6GJJPIQfcSD60IV3XOFwLDi-ZL5KfuB9g6bE/s320/T5nr9d40_.gif" alt="Nursani Ringtones" title="Themes Nokia 5800" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpN2T-trH-l3EGSKOeiJM4uxOQwz0Q26yuTBfVpH63zUr1oG2hUYkQopFomltpzFfGlTKhyphenhyphen0m3kCyUHvtIHaPK-jicHAlNyBC6QQW4WSsWct0XHpPwqTDmZDuJf8rAzcoGflfgPuSs26M/s1600-h/RWjVjQj3_.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 180px; height: 280px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpN2T-trH-l3EGSKOeiJM4uxOQwz0Q26yuTBfVpH63zUr1oG2hUYkQopFomltpzFfGlTKhyphenhyphen0m3kCyUHvtIHaPK-jicHAlNyBC6QQW4WSsWct0XHpPwqTDmZDuJf8rAzcoGflfgPuSs26M/s320/RWjVjQj3_.gif" alt="Nursani Ringtones" title="Themes Nokia 5800" border="0" /></a><br /><br /><div style="text-align: center; font-weight: bold; font-style: italic;">Compatible with Nokia 5800/N97<br /></div><br />Link Download :<br /><br /><a href="http://www.box.net/shared/koyxcp76fh" target="_blank">Compatible with Nokia 5800/N97</a><br /><a href="http://www.box.net/shared/x1hhosuob1" target="_blank">Compatible with Nokia 5800/N97</a><br /><div class="fullpost"><br /><br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-58761408091539580892009-11-08T12:01:00.002+07:002009-11-08T13:30:49.141+07:00Grey's Anatomy-The Mobile Game<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQw24hjzX3NRo7FGk1Z2-O6WhpA4O_sSYONHcuQWtAL4bFQ3pvWR2jEF-Ii10__L6Z1CzfkKZ6J-DcfyxC1sCwNuYBwByt8ke35m1h9tVTVDdhGwTyGd8jL0pYne6jrFeYlA1SNGSW4CA/s1600-h/Grey's+Anatomy+-+The+Mobile+Game.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 98px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQw24hjzX3NRo7FGk1Z2-O6WhpA4O_sSYONHcuQWtAL4bFQ3pvWR2jEF-Ii10__L6Z1CzfkKZ6J-DcfyxC1sCwNuYBwByt8ke35m1h9tVTVDdhGwTyGd8jL0pYne6jrFeYlA1SNGSW4CA/s320/Grey's+Anatomy+-+The+Mobile+Game.jpg" alt="Nursani Ringtones" title="Grey's Anatomy-The Mobile Game" border="0" /></a><br /><br /><br /><div style="text-align: center; font-weight: bold; font-style: italic;">Compatible with Nokia E71/i, E61, ESeries<br /></div><br />Link Download :<br /><br /><br /><a href="http://www.box.net/shared/qrm3txabgt" target="_blank">Grey's Anatomy-The Mobile Game</a><br /><div class="fullpost"><br /><br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-57564794523985210492009-11-04T12:58:00.002+07:002009-11-04T13:01:58.866+07:00Diskusi Sabtuan INSISTS<span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Assalamu'alaikum wr wb.</span><br /><br />Dengan ini kami mengundang rekan-rekan sekalian untuk hadir dalam Diskusi Sabtuan INSISTS, selengkapnya sebagai berikut:<br /><br />Acara: Diskusi Sabtuan INSISTS<br />Materi Diskusi: Mengungkap Sekularisme dalam Sistem Pendidikan Nasional<br />Pembicara: Tiar Anwar Bachtiar M.Hum (Peneliti INSISTS).<br />Waktu: Sabtu, 7 Nopember 2009. Jam: 10:00 s/d 12:00 WIB (on time)<br />Tempat: Jl. Kalibata Utara II No. 84 – Jaksel<br />Biaya: <span style="font-weight: bold;">Free</span><br /><br />Konfirmasi: SMS 08111102549 Phone: 0217940381<br /><br />Terbatas maksimal untuk 40 peserta.<br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Wassalamu'alaikum wr wb</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-36678840703062548302009-10-31T18:29:00.004+07:002009-10-31T18:41:57.066+07:00Themes Nokia 5800<div style="text-align: center; font-weight: bold; font-style: italic;">Compatible with Nokia 5800/N97<br /></div><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtuZeDHMGL-84zAw9Eoq3X41qhYjY6gk3jV_9r_THApNppDq54JqU9mFt9R0oZZ1Vr66OiJ6T5XXydgbycK1gx0lB-M3tPS64gkZBAG0w-Uky6yvSo831Ddjh2W39TFtNmuSk8Mm6BqFw/s1600-h/r2649VQM_.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 180px; height: 280px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtuZeDHMGL-84zAw9Eoq3X41qhYjY6gk3jV_9r_THApNppDq54JqU9mFt9R0oZZ1Vr66OiJ6T5XXydgbycK1gx0lB-M3tPS64gkZBAG0w-Uky6yvSo831Ddjh2W39TFtNmuSk8Mm6BqFw/s320/r2649VQM_.gif" alt="Nursani Ringtones" title="Themes Nokia 5800" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWycR2weTjax38lRDYZMC0r0VoiDbyd669b4C0r19Cfb4p8xLKP9c03DGDdVsgUA_zQwhyphenhyphennJ6ksId5KH6KV8KYR48nnDQeXQwlgGS89vZSWVpjB3Av0VDpIcl3TIs1bsexrFTdCGAZYYc/s1600-h/qem8Fr58_.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 180px; height: 280px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWycR2weTjax38lRDYZMC0r0VoiDbyd669b4C0r19Cfb4p8xLKP9c03DGDdVsgUA_zQwhyphenhyphennJ6ksId5KH6KV8KYR48nnDQeXQwlgGS89vZSWVpjB3Av0VDpIcl3TIs1bsexrFTdCGAZYYc/s320/qem8Fr58_.gif" alt="Nursani Ringtones" title="Themes Nokia 5800" /></a><br /><br /><br /><br />Link Downlaod :<br /><br /><a href="http://www.box.net/shared/3ar7yzz03v" target="_blank">Compatible with Nokia 5800/N97</a><br /><a href="http://www.box.net/shared/o430vkigdu" target="_blank">Compatible with Nokia 5800/N97</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-65413758658565595602009-10-28T17:20:00.002+07:002009-10-28T17:24:53.096+07:00Studi al-Qur'an Yang Dikelirukan<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Penulis: Henri Shalahuddin </span><br /><br />muslimdaily.netUmat Islam menempatkan al-Qur'an sebagai sumber utama memahami cara berislam secara benar. Sejak generasi Sahabat hingga kini, para ulama bersungguh-sungguh mendarmabaktikan hidupnya untuk menggali makna-makna yang terkandung dalam al-Qur'an. Meskipun mereka hidup di jaman dan tempat yang berbeda, namun hasil kajian yang dituangkan dalam kitab-kitab tafsir secara prinsip tidak jauh berbeda. Adanya beberapa perbedaan penafsiran di kalangan para ulama yang bermartabat lebih bersifat variatif dan bukan kontradiktif. Sebab dalam menafsirkan ayat-ayat, mereka mengacu pada prinsip dan kaedah 'Ulum al-Qur'an yang benar, yang diwariskan secara terpercaya dari generasi ke generasi. Perkembangan prinsip kajian al-Qur'an melalui metode sanad (mata rantai) dari ulama-ulama yang bermartabat senantiasa disandarkan pada konsep wahyu. Landasan sanad yang terbina dalam tradisi keilmuan Islam dengan sendirinya tidak memberi ruang bagi berkembangnya paham relativisme dan spekulasi akal yang tidak bertanggung jawab. Dalam sebuah atsar, Abu Hurairah menuturkan: “Sesungguhnya ilmu ini (sanad) adalah agama. Oleh sebab itu, perhatikanlah dari siapa kamu mengambil agamamu.”<br /><br />Landasan sanad ini secara konstan terjaga oleh tradisi ilmu yang mengakar kuat dalam masyarakat Islam hingga abad pertengahan. Pusat-pusat pembelajaran seperti masjid, halaqah (lingkar studi), madrasah, dsb., selalu dijubeli masyarakat yang haus ilmu. Bahkan di saat-saat kondisi politik sedang kacau dan kerusuhan bermunculan di mana-mana, namun tradisi ilmu tetap berjalan. Dalam suasana seperti itu, sejumlah ulama dan cendekiawan Muslim masih terus bermunculan dan memberi konstribusi bagi peradaban manusia.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Nasib Studi al-Qur'an Kini</span><br /><br />Meskipun di sejumlah lembaga pendidikan Islam di Indonesia masih eksis memegang tradisi sanad dalam mengembangkan studi al-Qur'an, namun di beberapa lembaga pendidikan tinggi Islam, justru kondisinya berbanding terbalik. Dengan alasan "objektivitas ilmiah", netralitas hasil kajian yang tidak memihak dan menghilangkan nuansa ideologis, studi Islam terlebih lagi studi al-Qur'an dikembangkan secara liar. Tradisi sanad dianggap ketinggalan dan dipandang sebagai produk abad pertengahan yang statis dan bernuansa Islam klasik.<br /></div><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><br />Sebagai gantinya, hasil kajian tokoh-tokoh orientalis dan liberal dijadikan rujukan utama dalam studi Islam. Dalam kacamata mereka, ajaran Islam seringkali dipaksa untuk berkompromi dengan realitas yang berkembang di masyarakat (sosiologis). Maka muncullah studi Islam berprespektif gender, Syariat berbasis HAM, Quran untuk perempuan, Islam yang "ramah", dst. Bukan sebaliknya, yakni Gender dalam perspektif Islam, HAM berbasis Syariat, perempuan dalam al-Qur'an, dst. Sebab ajaran-ajaran Islam tidak lagi dipandang sebagai acuan dasar dalam memahami realitas, tapi realitaslah yang dinobatkan berkuasa untuk menentukan corak Islam kekinian.<br /><br />Buku "Pengarusutamaan Gender Dalam Kurikulum IAIN", adalah contoh kecil di antara gelombang pengeliruan studi Islam yang dilakukan para sarjana liberal. Buku ini merupakan kumpulan kurikulum studi Islam di salah satu perguruan tinggi Islam negeri di Indonesia yang terbit atas kerjasama dengan McGill CIDA. Sebagai contoh, misalnya Matakuliah "Ulum al-Qur’an I" (MKK, 2 SKS, semester II), dijelaskan bahwa hal-hal yang dikaji dalam perkuliahan antara lain persoalan wahyu, proses pewahyuan, sejarah teks al-Qur'an, asbab al-nuzul, nasikh mansukh, teori evolusi syari'ah, dan kaidah-kaidah tafsir.<br /><br />Lebih lanjut dinyatakan bahwa: "Pendekatan dalam kuliah dilakukan sedapat mungkin berperspektif gender dengan mengemukakan berbagai contoh yang mendukung ke arah kesetaraan gender". Sedangkan tujuan matakuliah ini di antaranya: "Mahasiswa akan dapat menjelaskan situasi dan kondisi historis saat ayat-ayat al-Qur'an diwahyukan sehingga mampu mengambil pesan moralnya".<br /><br />Dengan menyimak uraian pendekatan di atas, maka dipahami bahwa ayat-ayat seperti QS. 2:228 dan 282, QS. 4:3, 11 dan 34, QS. 33:59, dst., yang biasa dituding sebagai biang kezaliman dan penindasan terhadap perempuan harus ditafsiri ulang secara kontekstual. Sementara ayat-ayat seperti QS. 2:187, QS. 4:124 & 129, QS. 9:71, dst., yang mendukung paham kesetaraan gender harus ditafsirkan secara harfiyah, tekstual.<br /><br />Sedangkan berkenaan dengan tujuannya, jika dicermati lebih jauh akan berpotensi untuk menolak legal formal aturan syariat yang tertuang dalam al-Qur'an. Karena hal tersebut mereka anggap bukan sebagai substansi dan pesan moral dari sebuah ayat. Asumsi ini dikuatkan dengan penekanan penjelasan tentang kondisi historis saat ayat-ayat al-Qur'an diwahyukan pada abad 7M, yang berbeda dengan realitas yang berkembang saat ini.<br /><br />Apalagi dalam jadwal topik-topik perkuliahan yang diajarkan menyebutkan bahwa Makki (ayat-ayat yang diwahyukan sebelum hijrah) bersifat universal, sedangkan Madani (ayat-ayat yang diwahyukan setelah hijrah yang banyak menyinggung masalah hukum Islam) bersifat temporal. Sementara untuk Metodologi tafsir al-Qur'an yang menjadi salah satu topik perkuliahan, diarahkan mengkaji tafsir gaya Aminah Wadud. Seorang tokoh feminis liberal radikal yang tersohor berkat keberaniaannya tampil sebagai khatib dan imam shalat jumat dengan jama'ah campur baur antara laki-laki dan perempuan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan rujukan memahami al-Qur'an</span><br /><br />Liberalisasi al-Qur'an tidak dilakukan secara serampangan, sebaliknya ia adalah sebuah konspirasi dan makar tingkat tinggi untuk merusak ajaran Islam dari dalam. Makar liberalisasi ini diprogram secara massif dan sistemik melalui kurikulum yang siap menghasilkan sarjana-sarjana Muslim yang qualified dalam mengelabuhi makna akidah dan syariat. Ungkapan ini mungkin dipandang bombastis, emosional dan provokatif. Tetapi kesan tersebut akan hilang jika mencermati buku-buku yang dijadikan bahan rujukan untuk matakuliah Ulum al-Qur’an I, di antaranya seperti Toward Understanding Islamic Law (Abdullahi Ahmad al-Naim), Wanita Dalam al-Qur'an (Aminah Wadud Muhsin), Perempuan Tertindas (Hamim Ilyas dkk), al-Kitab wa al-Qur'an (M. Syahrur), al-Risalah al-Saniyah (Mahmood Muhammad Toha), Mafhum al-Nas (Nasr Hamid Abu Zayd), Tafsir Kontekstual al-Qur'an (Taufiq Adnan Amal dan Syamsu Rizal Panggabean). Meskipun di samping itu, ada beberapa buku rujukan yang benar, namun jumlahnya sangat minor dan diletakkan di akhir.<br /><br />Buku-buku rujukan yang kontroversial ini ditulis oleh para pemuja liberalisme radikal yang gemar mencetuskan pemikiran nyeleneh, bahkan beberapa di antaranya telah difatwa murtad, kabur dari negaranya dan ada yang dihukum mati. Kenyelenehan mereka jelas terlihat saat memunculkan gagasan bahwa al-Qur'an adalah produk budaya, mengingkari syariah, batasan aurat yang relatif dan berubah-ubah, menuduh bahwa mushaf yang ada sekarang ini adalah produk rekayasa politik Usman bin Affan r.a., sehingga diusulkan menerbitkan al-Qur'an Edisi Kritis, menghalalkan homoseksual, memberi stigma bahwa ciri utama Islam fundamentalis adalah mereka yang menolak menerapkan metode Kristen dan Yahudi (hermeneutika) untuk memahami al-Qur'an, dll.<br /><br />Buku Aminah Wadud yang berkenaan dengan wanita dan al-Qur'an (Quran and Women) misalnya, tidak hanya dijadikan rujukan untuk matakuliah 'Ulum al-Qur'an saja, tapi juga digunakan sebagai 5 matakuliah lainnya, seperti Ulum Hadis, Tafsir, Filsafat Hukum Islam, Masail Fiqh dan Aliran Modern Dalam Islam. Demikian halnya dengan karya Hamim Ilyas dkk, Perempuan Tertindas juga dijadikan rujukan untuk 6 mata kuliah, yaitu Ulum al-Qur'an, Ushul Fiqh, Fiqh, Masail Fiqh, Sejarah Peradaban Islam dan Ilmu Dakwah.<br /><br />Ketimpangan seperti ini juga menjadi tradisi di banyak matakuliah kajian keislaman. Maka dengan menetapkan satu buku sebagai rujukan untuk bermacam-macam matakuliah, mengesankan bahwa liberalisasi studi Islam ternyata dilakukan secara tidak elegan dan toleran. Sebaliknya, ia dipenuhi pemaksaan, jumud, penuh intrik dan ambisi pribadi. Sebut saja misalnya buku "Argumen Kesetaraan Gender" karya Nazaruddin Umar, dinobatkan sebagai rujukan untuk 4 mata kuliah, yaitu Ulum al-Hadis, Tafsir, Ushul Fiqh, Studi Tokoh Sastra Arab. Padahal penulisnya sendiri bukanlah seorang pakar sastra Arab dan tidak memiliki latar belakang di bidang ini. Di samping itu, buku ini juga tidak ada kaitan khusus dengan kajian ilmu Hadits, apalagi ilmu ushul fiqh.<br /><br />Uniknya lagi buku Membina keluarga Mawaddah wa Rahmah dalam bingkai Sunah Nabi yang terbit atas kerjasama dengan Ford Foundation juga dijadikan sebagai rujukan untuk 3 matakuliah 'Ulum al-Hadis, Hadis dan Ilmu Dakwah. Padahal buku ini banyak menolak hadis-hadis yang tidak sejalan dengan paham feminisme Barat. Sebagai contoh, di antara isu yang dibahas dalam buku ini adalah mengkritik Hadits Nabi tentang ciri-ciri wanita salehah. Tiga ciri kesalehan wanita seperti hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan al-Baihaqi, yaitu sikap menyenangkan pandangan suaminya, mematuhi perintahnya, dan menjaga kehormatan dirinya dan harta suaminya di saat suaminya pergi, malah dijadikan objek kemarahan. Baginya, Hadits ini dianggap tidak adil dan hanya berisi tuntutan sepihak terhadap perempuan.<br />Meskipun penulisnya mengakui bahwa hadits ini adalah Hadits yang sahih, tidak menyalahi al-Qur'an, tidak menyalahi amalan ulama salaf dan tidak bertentangan dengan akal sehat, tetapi penulisnya melarang kalau Hadits ini diamalkan apa adanya, secara semestinya dan tekstual. Sebaliknya, Hadits ini harus dipahami secara kontekstual-sosiologis. Karena kesalehan wanita itu relatif dan bisa berubah menurut tempat, zaman dan kebutuhan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Penutup</span><br /><br />Studi al-Qur'an adalah jantung studi Islam, karena memang semua ilmu keislaman bersumber darinya. Sifat kewahyuan al-Qur'an yang final dan universal, mempengaruhi karakter pendekatan studi al-Qur'an untuk tidak bisa dilepaskan begitu saja dari aspek-aspek wahyu dan iman. Jika saja Rasulullah saat menerima wahyu mengalami perubahan fisik yang luar biasa, misalnya beliau terlihat sangat takut dan minta diselimuti, terkadang dahi beliau bercucuran keringat padahal saat itu sedang musim dingin, terkadang nampak wajah beliau kemerah-merahan dengan suara yang tidak beraturan dan terkadang tubuhnya menjadi sangat berat, sampai-sampai paha Zayd bin Tsabit terasa mau patah ketika menahan kaki Rasulullah yang tiba-tiba kedatangan wahyu. Maka apakah layak seorang Muslim saat menggali kandungan al-Qur'an mencampakkan aspek kewahyuannya untuk ditukar dengan spekulasi akal yang tidak terarah dan permisif untuk disusupi aneka purba sangka? Tidakkah merusak studi al-Qur'an berarti sebuah konspirasi memutuskan umat dari akar khazanahnya?! Wallahu a'lam wa ahkam bi l-sawab.<br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-23212784855648710902009-10-25T14:28:00.001+07:002009-10-25T14:33:05.214+07:00Diskusi Sabtuan INSISTSMenurut Imam al-Ghazali, kebahagiaan dan jiwa yang sehat itu diawali dengan ilmu pengetahuan. Maka barang siapa yang sudah hilang kemauan untuk mencari Ilmu, maka orang itu ibarat orang yang habis seleranya untuk memakan makanan yang baik; atau seperti orang yg lebih suka makan tanah daripada makan roti. Sebab kebahagiaan hakiki adalah hakekat spiritual yang kekal, keyakinan pada hal-hal mutlak tentang hakikat alam, identitas diri dan tujuan hidup. Kesemuanya itu berawal dari ilmu dan bermuara pada mahabbatullah (cinta kepada Allah).<br /><br /><br />Temukan uraian lengkapnya pada diskusi sabtuan INSISTS sbb:<br /><br />Materi Diskusi: Jiwa yag Sehat Menurut Al-Ghazali<br />Pembicara: Henri Shalahuddin MA. (Peneliti INSISTS).<br />Waktu: Sabtu, 31 Oktober 2009. Jam: 10:00 s/d 12:00 WIB (on time)<br />Tempat: Jl. Kalibata Utara II No. 84 – Jaksel<br />Biaya: Free<br />Konfirmasi: SMS 08111102549 Phone: 0217940381<br /><br />Terbatas maksimal untuk 40 peserta.<br /><br /><div class="fullpost"><br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3829665556446825818.post-37186913296939892292009-10-24T17:01:00.001+07:002009-10-24T17:28:31.545+07:00Mengatasi kotak komentar diBlogger dengan Intense Debate Comment<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Masalah kotak komentar diBlogger</span><br /><br /><br />Seringkali saya susah untuk berkomentar di Blogger, Mungkin para sobat Bloger bisa memberikan solusi tentang permasalahan yang saya hadapi, saya akan sedikit memberikan sedikit gambaran tentang permasalahan kotak komentar di Blogger<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhspYPeXBorA9vx6VuYmbpIMpnFW51-EmL-6BqCfvQdILyUT7eJTNDQyKM5mhFyTv7sJ3JOyuXX5YMVwr263dui6XdjwJdQHaOFeSYcTb_dkSLu_xC9wgmxZNOvx0ijiLb2XilxT77Lql4/s1600-h/kotak-komentar-blog-edit.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhspYPeXBorA9vx6VuYmbpIMpnFW51-EmL-6BqCfvQdILyUT7eJTNDQyKM5mhFyTv7sJ3JOyuXX5YMVwr263dui6XdjwJdQHaOFeSYcTb_dkSLu_xC9wgmxZNOvx0ijiLb2XilxT77Lql4/s320/kotak-komentar-blog-edit.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5396109490143849170" border="0" /></a><br /><div style="text-align: center; font-style: italic; font-weight: bold;">Kotak Komentar pada Blogger<br /></div><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNaE9lgJnjXL8ov33rdBgyX3H97BKoBEgbSprRxhxiYF1_Df_jWQCiU1eBGbMSB8hkucM0NeFXDrws43ofAJkMDdd5JMckeFzLVhcw9nLXSKa-2okI1w0FGnPy1_SABgQo6T3YDepnIT4/s1600-h/kotak-komentar-wp-edit.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNaE9lgJnjXL8ov33rdBgyX3H97BKoBEgbSprRxhxiYF1_Df_jWQCiU1eBGbMSB8hkucM0NeFXDrws43ofAJkMDdd5JMckeFzLVhcw9nLXSKa-2okI1w0FGnPy1_SABgQo6T3YDepnIT4/s320/kotak-komentar-wp-edit.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5396109743111053762" border="0" /></a><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Kotak Komentar pada Wordpress</span><br /></div><br /><br /><div class="fullpost"><br /><br />Saya pernah baca artikel katanya language di control panel harus dirubah ke Inggris, Belum lama ini sahabat Blogger pernah kasih saran browser firefoxnya dienable javascriptnya dan semuanya sarannya dah saya jalanin tapi tetap aja sulit untuk berkomentar. Untuk saat ini saya lebih mudah berkomentar pada wordpress dan komentar Blogger saya pakai browser Opera tapi kadang-kadang juga gak bisa.<br /><br />Kalau saya PRIBADI lebih mudah berkomentar pada Wordpress dibanding Blogger ( Saya pribadi loh.. gak tau teman-teman blogger yang lain )<br /><br /><br />Tapi sekarang saya dah ketemu solusinya yaitu menggunakan kotak komentar tambahan milik intensedebate.com seperti contoh di bawah ini insya Allah teman-teman lebih mudah untuk berkomentar<br /><br /><br />sedikit tambahan : selain intensedebate.com ada juga disqus.com fiturnya hampir sama tapi template saya dianggap error dan gak bisa pasang deh, nah kalo intensedebate.com bisa dan langsung tampil<br /><br />Jika teman-teman ada kesulitan memasangnya,dicomment aja nanti insya Allah saya bantuin<br /><br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05307777046003467274noreply@blogger.com0